Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pefindo Pertahankan Peringkat A+ Medco Energi (MEDC)

Peringkat tersebut mencerminkan beragam aset emiten berkode saham MEDC itu, cadangan minyak dan gas yang menguntungkan, dan manajemen operasi yang baik.
Fasilitas JOB Pertamina-Medco E&P Simenggaris di Blok Simenggaris. Istimewa/SKK Migas
Fasilitas JOB Pertamina-Medco E&P Simenggaris di Blok Simenggaris. Istimewa/SKK Migas

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo mempertahankan peringkat A+ untuk emiten tambang minyak dan gas PT Medco Energi Internasional Tbk. di tengah volatilitas harga minyak dunia dan pandemi Covid-19. 

Peringkat yang sama itu juga berlaku untuk surat utang perseroan antara lain Obligasi Berkelanjutan III Tahun 2018-2019 dan Obligasi Berkelanjutan II Tahun 2016-2017. 

Dalam keterangan resminya, Pefindo menjelaskan bahwa peringkat tersebut mencerminkan beragam aset emiten berkode saham MEDC itu, cadangan minyak dan gas yang menguntungkan, dan manajemen operasi yang baik.

Perseroan telah mengambil beberapa inisiatif untuk merespon kondisi makro saat ini, seperti upaya efisiensi dalam belanja modal atau capital expenditure (capex) dan operational expenditure (opex).

MEDC juga memangkas panduan volume produksi untuk mengantisipasi lemahnya permintaan seiring dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang melambat.

“Di sisi lain, Pefindo tidak memiliki masalah pada posisi likuiditas MEDC karena beberapa inisiatif telah dilakukan untuk mengamankan pembayaran pada instrumen utang yang jatuh tempo,” tulis Analis Pefindo Gifar Indra Sakti dan Niken Indriarsih dalam keterangan resminya, Kamis (21/5/2020).

Kendati demikian, Pefindo telah merevisi prospek peringkat perusahaan menjadi negatif dari sebelumnya stabil. Hal itu untuk mengantisipasi kondisi harga minyak yang lebih rendah daripada perkiraan, yang dapat mengurangi proyeksi EBITDA, melemahkan struktur permodalan, dan arus kas perseroan.

Pefindo menjelaskan, peringkat akan diturunkan jika MEDC gagal melakukan aksi korporasi dan inisiatif lainnya untuk mempertahankan profitabilitas, atau justru menimbulkan proyeksi utang yang lebih tinggi.

Apalagi, jika penambahan utang tersebut tanpa dikompensasi oleh profil bisnis yang lebih kuat dan dapat melemahkan struktur permodalan dan kestabilan arus kas perseroan.

Adapun, peringkat tersebut juga dapat berada di bawah tekanan jika harga komoditas tetap rendah dalam jangka menengah dan jangka panjang, yang dapat mempengaruhi pendapatan dan profitabilitas perseroan.

Sementara itu, prospek akan direvisi menjadi stabil jika MEDC melaksanakan rencana deleveraging-nya, didukung oleh potensi peningkatan profitabilitasnya seiring dengan upaya efisiensi dan harapan harga komoditas yang membaik.

Hal itu pun di samping rasionalisasi portofolio dan kemitraan strategis untuk membiayai pengembangan lebih lanjut PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).

Untuk diketahui, MEDC berhasil memperbaiki profitabilitasnya pada 2019 dengan mencatatkan penurunan rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas pemilik induk sebesar 46,69 persen menjadi US$27,32 miliar dari sebelumnya US$51,30 miliar pada 2018.

Selain itu, perseroan juga mencatatkan EBITDA sebesar US$660 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Rivki Maulana

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper