Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Efek Akuisisi Ophir Terasa, Rugi Bersih Medco Energi (MEDC) Menciut

Emiten berkode saham MEDC itu berhasil memperbaiki profitabilitasnya dengan mencatatkan penurunan rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas pemilik induk sebesar 46,69 persen menjadi US$27,32 juta dari US$51,30 juta pada 2018.
Akticitas pengemoran migas PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) di Laut Natuna Selatan./MedoEnergi.com
Akticitas pengemoran migas PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) di Laut Natuna Selatan./MedoEnergi.com

Bisnis.com, JAKARTA - Rugi bersih emiten tambang minyak dan gas, PT Medco Energi internasional Tbk., berhasil menciut menjadi US$27,34 juta pada 2019, didukung oleh akuisisi Ophir Energy Plc.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, emiten berkode saham MEDC itu berhasil memperbaiki profitabilitasnya dengan mencatatkan penurunan rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas pemilik induk sebesar 46,69 persen menjadi US$27,32 juta dari US$51,30 juta pada 2018.

Selain itu, perseroan juga mencatatkan EBITDA sebesar US$660 juta.

CEO Medco Energi Internasional Robert Lorato mengatakan bahwa kinerja tahun lalu didominasi oleh keberhasilan akuisisi Ophir Energy Plc. Dia mengatakan, akuisisi Ophir itu langsung menghasilkan EBITDA bagi perseroan sebesar US$131 juta, hanya dalam periode tujuh bulan pasca-akuisisi di Mei 2019.

EBITDA tersebut pun telah dikurangi biaya akuisisi US$35 juta dan biaya integrasi US$11 juta.

“Proforma EBITDA Ophir adalah US$238 juta. Dengan demikian, sinergi tahunan yang berulang dari akuisisi itu akan berkontribusi bagi perseroan di atas US$50 juta,” tulis Lorato dalam keterangan resminya, Kamis (21/5/2020).

Selain itu, Loreto menjelaskan bahwa menciutnya rugi bersih perseroan berhasil didukung oleh profit dari segmen minyak, gas, dan listrik walaupun dibatasi oleh kerugian dari PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) yang membengkak menjadi US$49 juta.

Di sisi top line, perseroan berhasil membukukan kenaikan sebesar 18 persen secara year on year menjadi US$1,43 miliar dibandingkan dengan perolehan 2018 sebesar US$1,21 miliar.

Adapun, perolehan tersebut terdiri atas penjualan minyak dan gas bumi sebesar *US$1,16 miliar, penjualan tenaga listrik dan jasa terkait sebesar US$274,79 juta, dan pendapatan jasa sebesar US$2,3 juta.

Kendati demikian, beban pokok penjualan biaya langsung lainnya membengkak menjadi US$846,5 juta, sehingga laba kotor perseroan menyusut US$591,73 juta, lebih rendah 6,39 persen dari capaian tahun sebelumnya US$632,17 juta.

Lebih lanjut, Loreto mengatakan, perseroan telah menyelesaikan penjualan beberapa aset non-inti, termasuk aset di  Tunisia,Meksiko Blok 5, dan telah memonetisasi pinjaman pemegang saham AMNT sehingga dapat meringankan beban bunga perseroan pada 2019 dan 2020.

Dia pun menjamin, likuiditas perseroan tetap kuat dan utang jatuh tempo seperti obligasi rupiah pada 2020 dan 2021 sudah berada dalam cadangan escrow.

Adapun, total aset perseroan pada 2019 sebesar US$6 miliar dengan kas setara kas berada di posisi US$456 juta. Sementara itu, total liabilitas perseroan pada 2019 sebesar US$4,65 miliar.

Presiden Direktur Medco Energi Internasional Hilmi Panigoro mengatakan bahwa pada tahun lalu perusahaan telah meningkatkan kekuatannya setelah selesainya Blok A, pembangunan Aceh, dan akuisisi Ophir Energy sehingga menempatkan MEDC sebagai perusahaan energi dan sumber daya alam Asia Tenggara terkemuka.

“Namun, dunia sekarang menghadapi masa yang sangat menantang, dan Medco akan melakukan apa yang selalu dilakukannya, yaitu beradaptasi dengan lingkungan yang berubah dan terus menghasilkan energi yang aman dan terjangkau untuk negara-negara tempat kita beroperasi,” jelas Hilmi.

Untuk menghadapi pandemi Covid-19 dan anjloknya harga minyak yang tidak terduga, perseroan telah menyiapkan strategi protokol khusus untuk menghadapi hal tersebut.

Pada medio Maret tahun ini, perseroan telah memangkas belanja modal tahun ini yang semula sebesar US$340 juta menjadi hanya sebesar US$240 juta karena prospek pelemahan permintaan minyak dalam beberapa kuartal ke depan.

Dari belanja modal yang baru itu sebesar US$180 juta dialokasikan untuk segmen minyak dan gas, sedangkan US$60 juta untuk segmen listrik. Lebih lanjut, dari total belanja modal di segmen minyak dan gas, sebanyak US$117 juta untuk proyek PSC, US$21 juta untuk proyek non-PSC, dan US$42 juta untuk biaya eksplorasi.

MEDC juga memangkas target produksi yang semula sebesar 110 ribu barel oil equivalent per day (boepd), menjadi di kisaran 100-105 ribu boepd, yang terdiri atas produksi minyak di kisaran 33-38 ribu boepd dan produksi gas di kisaran 67 ribu boepd.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper