Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan menguat 1,82 persen pada perdagangan Selasa (19/5/2020) sesi I, mengikuti tren peningkatan bursa Asia.
IHSG saat dibuka langsung melonjak 1,93 persen atau 87,09 poin menjadi 4.598. Tampak 158 saham menguat,30 saham melemah, dan 88 saham stagnan.
Pada akhir sesi I pukul 11.30 WIB, IHSG menguat 1,82 persen atau 82,23 poin menjadi 4.593,29. Sepanjang perdagangan indeks bergerak di rentang 4.519,51 - 4.609,04.
Terpantau 244 saham menguat, 132 saham melemah, dan 142 saham sama seperti perdagangan sebelumnya.
Investor asing tercatat melakukan net sell Rp2,04 triliun, terutama di pasar tunai dan negosiasi Rp1,94 triliun. Adapun, investor domestik melakukan aksi beli Rp4,8 triliun dan aksi jual Rp3,2 triliun.
Sejumlah saham yang paling deras dijual di pasar reguler ialah BBCA (-Rp143,4 miliar), BMRI (-Rp40,3 miliar), TKIM (-Rp13 miliar), JSMR (-Rp12 miliar), dan KLBF (-Rp11,6 miliar).
Tim riset Samuel Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG akan dapat melanjutkan penguatannya didorong kenaikan bursa AS dan regional.
“Dari dalam negeri, hari ini pelaku pasar akan mengamati hasil Rapat Dewan Gubenur (RDG BI) dalam menentukan arah kebijakan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate,” tulis Samuel Sekuritas melalui publikasi riset hariannya, Selasa (19/5/2020).
Ekonom Samuel Sekuritas memperkirakan BI akan mempertahankan tingkat suku bunga pada level 4,5 persen, berlawanan dengan konsensus yang memprediksi BI akan memotong suku bunga sebanyak 25 basis poin menjadi 4,25 persen.
Bursa Asia menguat pada awal perdagangan Selasa (19/5/2020) didorong oleh lonjakan Wall Street. Hal ini kurang lebih dipengaruhi oleh sentimen hasil awal vaksin eksperimental yang memicu spekulasi ekonomi bisa pulih dengan cepat.
Sementara, harga minyak melanjutkan tren penguatannya dan imbal hasil treasuri pun hampir mendekati level tertingginya selama lima minggu belakangan.
Dikutip dari Bloomberg, bursa saham Jepang, Australia, dan Korea Selatan serentak menghijau pada perdagangan hari ini, meskipun besaran kenaikannya lebih rendah daripada bursa Amerika Serikat.
Indeks S&P 500 berhasil mengalami kenaikan moderat setelah Nasdaq mengeluarkan peraturan untuk memperketat pemberlakuan penawaran saham perdana atau initial public offering yang mempengaruhi beberapa perusahaan China.