Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Melonjak 2 Persen Lebih, 250 Saham Menguat

Pada pukul 11.03 WIB, IHSG menguat 2,04 persen atau 92,13 poin menjadi 4.603,18. Terpantau 250 saham menguat, 126 saham melemah, dan 134 saham stagnan.
Pengunjung menggunakan smarphone didekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Rabu (22/4/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Pengunjung menggunakan smarphone didekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Rabu (22/4/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan menguat 2 persen pada perdagangan Selasa (19/5/2020), mengikuti tren peningkatan bursa Asia.

IHSG saat dibuka langsung melonjak 1,93 persen atau 87,09 poin menjadi 4.598. Tampak 158 saham menguat,30 saham melemah, dan 88 saham stagnan.

Pada pukul 11.03 WIB, IHSG menguat 2,04 persen atau 92,13 poin menjadi 4.603,18. Terpantau 250 saham menguat, 126 saham melemah, dan 134 saham stagnan.

Tim riset Samuel Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG akan dapat melanjutkan penguatannya didorong kenaikan bursa AS dan regional.

“Dari dalam negeri, hari ini pelaku pasar akan mengamati hasil Rapat Dewan Gubenur (RDG BI) dalam menentukan arah kebijakan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate,” tulis Samuel Sekuritas melalui publikasi riset hariannya, Selasa (19/5/2020).

Ekonom Samuel Sekuritas memperkirakan BI akan mempertahankan tingkat suku bunga pada level 4,5 persen, berlawanan dengan konsensus yang memprediksi BI akan memotong suku bunga sebanyak 25 basis poin menjadi 4,25 persen.

Bursa Asia menguat pada awal perdagangan Selasa (19/5/2020) didorong oleh lonjakan Wall Street. Hal ini kurang lebih dipengaruhi oleh sentimen hasil awal vaksin eksperimental yang memicu spekulasi ekonomi bisa pulih dengan cepat.

Sementara, harga minyak melanjutkan tren penguatannya dan imbal hasil treasuri pun hampir mendekati level tertingginya selama lima minggu belakangan.

Dikutip dari Bloomberg, bursa saham Jepang, Australia, dan Korea Selatan serentak menghijau pada perdagangan hari ini, meskipun besaran kenaikannya lebih rendah daripada bursa Amerika Serikat.

Indeks S&P 500 berhasil mengalami kenaikan moderat setelah Nasdaq mengeluarkan peraturan untuk memperketat pemberlakuan penawaran saham perdana atau initial public offering yang mempengaruhi beberapa perusahaan China.

Untuk diketahui, di tengah tingginya tensi hubungan Amerika Serikat dan China, otoritas Amerika Serikat memberlakukan berbagai cara untuk mengawasi aliran modal ke China.

Nasdaq baru-baru ini mengumumkan akan memberlakukan aturan baru tentang penawaran saham perdana yang akan membuat beberapa perusahaan China sulit untuk mendaftar di bursa Amerika Serikat. Hal ini diikuti oleh langkah pemerintah untuk menghentikan investasi saham untuk dana pensiun ke beberapa perusahaan asal China.

Bursa AS melonjak dengan kenaikan tertinggi selama enam minggu setelah Moderna Inc. mengatakan tes vaksinnya menciptakan respons sistem kekebalan dalam tubuh. Adapun, harga minyak dikonsolidasikan di atas US$30 per barel.

Ashwin Alankar, Kepala alokasi aset global di Janus Henderson, mengatakan rebound jangka pendek di bursa saham saat ini belum bisa diperkirakan.

"Metrik ke depan seperti revisi pendapatan dan opsi harga harus disikapi secara hati-hati baik dari segi ekonomi dan pergerakan sahamnya," tulis Ashwin dalam risetnya.

Terakhir, Kepala Federal Reserve Jerome Powell dijadwalkan untuk berbicara tentang proyeksi pemulihan ekonomi pada Selasa (19/5/2020) waktu setempat. Beberapa pihak berharap dirinya akan memberikan dukungan fiskal untuk memperbaiki kondisi ekonomi saat ini.

Head of Research Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menjelaskan bahwa secara teknikal IHSG rebound di level lower bollinger bands dan support fractal. Indikator stokastik mulai terlihat menjenuh di area oversold.

“Secara teknikal IHSG berpeluang bergerak menguat atau rebound dengan support 4.500–4660,” tulisnya melalui riset harian yang dikutip, Selasa (19/5/2020).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro