Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sentimen Vaksin Kuatkan Wall Street, Bursa Asia Ikut Energik

Dikutip dari Bloomberg, bursa saham Jepang, Australia, dan Korea Selatan serentak menghijau pada perdagangan hari ini, meskipun besaran kenaikannya lebih rendah daripada bursa Amerika Serikat.
Bursa Asia/ Bloomberg.
Bursa Asia/ Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Asia menguat pada awal perdagangan Selasa (19/5/2020) didorong oleh lonjakan Wall Street. Hal ini kurang lebih dipengaruhi oleh sentimen hasil awal vaksin eksperimental yang memicu spekulasi ekonomi bisa pulih dengan cepat.

Sementara, harga minyak melanjutkan tren penguatannya dan imbal hasil treasuri pun hampir mendekati level tertingginya selama lima minggu belakangan.

Dikutip dari Bloomberg, bursa saham Jepang, Australia, dan Korea Selatan serentak menghijau pada perdagangan hari ini, meskipun besaran kenaikannya lebih rendah daripada bursa Amerika Serikat.

Indeks S&P 500 berhasil mengalami kenaikan moderat setelah Nasdaq mengeluarkan peraturan untuk memperketat pemberlakuan penawaran saham perdana atau initial public offering yang mempengaruhi beberapa perusahaan China.

Untuk diketahui, di tengah tingginya tensi hubungan Amerika Serikat dan China, otoritas Amerika Serikat memberlakukan berbagai cara untuk mengawasi aliran modal ke China.

Nasdaq baru-baru ini mengumumkan akan memberlakukan aturan baru tentang penawaran saham perdana yang akan membuat beberapa perusahaan China sulit untuk mendaftar di bursa Amerika Serikat. Hal ini diikuti oleh langkah pemerintah untuk menghentikan investasi saham untuk dana pensiun ke beberapa perusahaan asal China.

Bursa AS melonjak dengan kenaikan tertinggi selama enam minggu setelah Moderna Inc. mengatakan tes vaksinnya menciptakan respons sistem kekebalan dalam tubuh. Adapun, harga minyak dikonsolidasikan di atas US$30 per barel.

Ashwin Alankar, Kepala alokasi aset global di Janus Henderson, mengatakan rebound jangka pendek di bursa saham saat ini belum bisa diperkirakan.

"Metrik ke depan seperti revisi pendapatan dan opsi harga harus disikapi secara hati-hati baik dari segi ekonomi dan pergerakan sahamnya," tulis Ashwin dalam risetnya.

Terakhir, Kepala Federal Reserve Jerome Powell dijadwalkan untuk berbicara tentang proyeksi pemulihan ekonomi pada Selasa (19/5/2020) waktu setempat. Beberapa pihak berharap dirinya akan memberikan dukungan fiskal untuk memperbaiki kondisi ekonomi saat ini.



Bursa
Futures S&P 500 turun 0,1 persen pada pukul 9:37 waktu Tokyo. Indeks S&P 500 melonjak 3,2 persen. Dow Jones Industrial Average naik 3,9 persen dan Nasdaq Composite Index naik 2,4 persen.
Indeks Topix naik 1,7 persen.
Indeks S & P/ASX 200 Australia naik 2 persen.
Indeks Kospi Korea Selatan naik 1,9 persen.
Indeks Hang Seng Hong Kong naik 1,8 persen.

Kurs
Yen Jepang berada di posisi 107,41 per dolar AS.
Yuan offshore diperdagangkan pada 7,1163 per dolar AS.
Indeks Spot Dollar Bloomberg sedikit berubah setelah tenggelam 0,7 persen.
Euro berada di level 1,0920 per dolar AS.
Pound Inggris berada di level US$1,2214, naik 0,2 persen.

Obligasi
Imbal hasil obligasi 10 tahun turun satu basis poin menjadi 0,71 persen setelah melonjak delapan basis poin pada sesi sebelumnya.
Imbal hasil obligasi 10 tahun Australia naik enam basis poin menjadi 0,97 persen.

Komoditas
Minyak mentah West Texas Intermediate naik 4,1 persen menjadi US$33,12 per barel.
Emas naik 0,1 persen menjadi US$1,734.75 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper