Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pelayaran PT Buana Lintas Lautan Tbk. menganggap penurunan konsumsi minyak mentah dunia telah mengerek harga sewa kapal 123 persen.
Direktur Utama Buana Lintas Lautan Wong Kevin memperkirakan konsumsi minyak turun sebanyak 35 juta barel per hari pada April 2020 dibandinkan dengan akhir 2019. Menurutnya konsumsi minyak masih masih lebih rendah dari tahun lalu sebanyak 25 juta barel per hari pada Mei 2020.
Jadi meskipun OPEC+ menyetujui pengurangan produksi minyak 9,7 juta barel per hari,produksi minyak masih melampaui permintaan sebesar 10,3 juta barel per hari. Wong menilai hal ini adalah peluang bagi perseroan.
Pasalnya produsen minyak dapat kehabisan tempat penyimpanan di darat dan akan lebih banyak disimpan di atas kapal tanker berukuran besar, termasuk jenis kapal tanker yang dimiliki oleh perseroan. Dengan begitu akan meningkatkan tarif sewa kapal tanker minyak.
“Saat ini tarif sewa rata-rata tahun 2020 untuk kapal tanker berjenis Aframax di pasar internasional adalah US$44.153 per hari, 123 persen lebih tinggi dari rata-rata tahun lalu yaitu US$19.840 per hari untuk periode yang sama,” katanya melalui keterangan resmi, Senin (18/5).
Menurutnya harga itu 156 persen lebih tinggi dari rata-rata tarif sewa di pasar Indonesia yaitu US$17.250 per hari. Pendapatan time charter equivalent (TCE) rata-rata satu bulan terakhir berada di tingkat US$52.250 per hari.
Baca Juga
“Hal itu sangat berpengaruh secara positif terhadap BULL sebagai satu-satunya perusahaan kapal tanker di Indonesia yang memiliki porsi yang materiil dari armadanya yang beroperasi di pasar internasional,” imbuhnya.
BULL, lanjutnya, akan tetap mempertahankan strategi dengan menjaga sebagian besar pendapatan usaha dari kontrak. Selain itu menjaga keseimbangan yang baik antara pasar Indonesia yang stabil dan pasar internasional.
“Pasar international lebih baik dari yang diperkirakan dan dengan perkembangan armada [kami] memperkirakan akan merevisi proyeksi kinerja keuangan menjadi lebih baik dalam waktu dekat,” pungkasnya