Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak naik di atas $30 per barel untuk pertama kalinya dalam dua bulan terakhir dikarenakan produsen memangkas aktivitas guna menyeimbangkan kembali tekanan pasar akibat lockdown di beberapa negara.
Dikutip dari Bloomberg, futures di New York naik sekitar 4 persen dengan peningkatan dua kali lipat sepanjang tiga minggu terakhir.
Amerika Serikat dilaporkan memangkas hampir 10 juta barel per hari menyusul pembatasan produksi dari anggota OPEC+ yang dimulai pada awal Mei.
Irak, produsen minyak terbesar kedua dari aliansi OPEC+ dikabarkan juga berencana untuk menghentikan produksi dari ladang minyaknya Al-Ahdab disebabkan protes yang menghalangi operasi pengeboran.
Mohammad Barkindo, sekretaris jenderal Organization of Petroleum Exporting Countries, mengatakan dalam wawancara Bloomberg bahwa prospek untuk semester kedua tampak lebih cerah karena ekonomi global mulai pulih.
Untuk diketahui, harga minyak WTI (West Texas Intermediate) untuk kontrak Juni naik 4,4 persen menjadi US$30,72 per barel di New York Mercantile Exchange pada pukul 8:16 waktu Singapura setelah naik 19 persen minggu lalu.
Baca Juga
Sementara itu harga minyak Brent untuk kontrak Juli naik 3,6 persen menjadi US$33,67 setelah meningkat 4,9 persen dibandingkan torehan minggu lalu.
Meski begitu, masih ada risiko bahwa pemulihan minyak dapat tergelincir jika pandemi memburuk dan menyebabkan pembatasan sosial diberlakukan kembali.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell sebelumnya mengingatkan bahwa saham dan aset lain rally tajam dengan penurunan signifikan dalam sebulan terakhir.