Bisnis.com, JAKARTA – Kecenderungan perlambatan ekonomi pada kuartal kedua tahun ini disikapi oleh emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk. dengan melakukan diversifikasi produk dan efisiensi.
Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) Vidjongtius mengatakan bahwa penurunan ekonomi pada kuartal ini dipengaruhi oleh risiko daya beli konsumen yang juga turun.
“Kami hanya bisa berupaya meminimalisir penurunan tersebut dengan melakukan diversifikasi produk, misalnya, melalui produk vitamin, suplemen, dan nutrisi termasuk produk herbal,” ungkapnya kepada Bisnis, Jumat (8/5/2020).
Di sisi lain, salah satu langkah efisensi yang tengah diimplementasikan perseroan adalah dengan menunda event pemasaran.
Menurut Vidjongtius, dampak perlambatan ekonomi jangka pendek ini harus diminimalkan dengan inovasi produk, inovasi proses melalui digital, sampai ke riset produk yang berhubungan dengan penyebaran Covid-19.
Dia juga mengungkapkan bahwa kondisi temporer ini perlu disikapi dengan memperkuat infrastruktur kesehatan di Indonesia dengan meningkatkan kandungan lokal ke depan.
Baca Juga
Adapun, perseroan mengakui isu rantai pasokan masih menjadi tantangan tersendiri bagi perseroan mengingat bahan baku impor dan logistik luar negeri masih terbatas.
“Namun, secara bertahap memperlihatan tren membaik. Logistik dalam negeri masih perlu penyesuaian karena PSBB [pembatasan sosial berskala besar] di berbagai daerah. Namun, semua arus barang masih relatif lancar,” katanya.