Bisnis.com, JAKARTA – Estimasi pusat perbelanjaan akan dibuka pada bulan Juni mendatang sebagai langkah strategis pelonggaran pembatasan sosial berskala besar atau PSBB diperkirakan akan menjadi angin segar bagi para pelaku ritel.
Namun, emiten ritel PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) diproyeksikan masih akan merasakan dampak negatif dari perlambatan ekonomi pada kuartal ini.
Mirae Asset Sekuritas merevisi rekomendasi saham emiten dengan ticker LPPF tersebut dari hold menjadi trading buy dengan perubahan target harga dari Rp3.300 menjadi Rp1.700.
Analis Christine Natasya memperkirakan target harga tersebut mempertimbangkan PER (price-to-earning ratio) 5 kali dan penurunan pendapatan hingga 27 persen sepanjang tahun 2020.
“Kami menurunkan target harga kami karena kami mempertimbangkan situasi ekonomi saat ini mungkin mengurangi selera belanja konsumen dibandingkan dengan sebelum pandemi COVID-19,” tulisnya dalam riset, Selasa (12/5/2020).
Selain itu, Christine menilai bahwa perseroan yang tergabung dalam Lippo Grup tersebut rawan kompetisi meskipun target segmen pasarnya adalah masyarakat berpenghasilan menengah yang merupakan populasi terbesar di Indonesia.
Baca Juga
Meski belum merilis laporan keuangan kuartal satunya pada tahun ini, Matahari Department Store menyatakan pihaknya sudah berusaha mengurangi biaya operasi yang tidak penting, termasuk konsesi sewa (35 persen dari opex) dan biaya pemasaran (8 persen dari opex). Selain itu, perseroan juga telah membatalkan pembukaan 4 toko untuk tahun ini.
“Mengingat adanya penutupan sementara pada bulan April, kami estimasikan toko-toko LPPF kehilangan pendapatan hingga Rp2 triliun, dengan asumsi bahwa semua toko nasional akan melanjutkan operasinya pada bulan Juni, kami pikir pendapatan pada kuartal kedua tahun 2020 akan turun kira-kira 35 persen hingga 40 persen yoy,” jelasnya.
Kendati masih beroperasi dengan menjalankan platform onlinenya, matahari.com selama pemberlakuan PSBB, Christine menilai penjualan daring hanya menyumbang porsi sangat kecil terhadap pendapatan.
Jika kasus baru COVID-19 dan target uji test telah terpenuhi, pemerintah berencana untuk membuka kembali pusat perbelanjaan pada 8 Juni mendatang. Rencana ini dianggap mampu mengurangi beban perusahaan pada kuartal ini.