Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenali Investasi Reksa Dana dengan Pola 5-3-2

Pola 5-3-2 berarti alokasi 50 persen untuk investasi di reksa dana obligasi, 30 persen di reksa dana pasar uang, dan 20 persen sisanya di reksa dana saham.
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA—Jelang momentum Lebaran di tengah suasana pandemi virus corona (Covid-19), para investor disarankan untuk lebih menjaga profil risikonya.

Head of Market Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan saat ini menjelang momentum Hari Raya Idulfitri penyesuaian profil risiko  bisa dilakukan sejalan dengan perkembangan pandemi yang mengubah pola beraktivitas sehari-hari.

“Tahun ini kita gak bisa bilang bagaimana mengatur investasi jelang lebaran, lebih tepatnya ya bagaimana [mengatur] portofolio di tengah pandemi,” ujarnya kepada Bisnis, (12/5/2020)

Wawan menyebut diversifikasi investasi dengan skema 5-3-2 masih paling optimal untuk diterapkan saat ini. 

Skema itu meliputi  50 persen alokasi investasi di reksa dana obligasi, 30 persen di reksa dana pasar uang, dan 20 persen sisanya di reksa dana saham.

Dia menegaskan, jenis reksa dana pendapatan tetap sangat disarankan karena memberikan imbal hasil paling optimal di saat situasi pandemi.

Namun, dalam situasi ini investor harus lebih cermat. Dia beralasan, belakangan ini sudah ada beberapa emiten yang prospeknya nya direvisi menjadi negatif oleh lembaga pemeringkat.

 

Maka dari itu, Wawan mengingatkan investor untuk waspada karena risiko gagal bayar (default) bagi surat utang korporasi akan meningkat. Dia menyarankan untuk memperbesar porsi di produk dengan underlying aset obligasi negara.

“[Reksa dana berbasis obligasi] Corporate masih oke, tapi mungkin harus dilihat yang ratingnya minimal [peringkat] single A lah. Intinya kalau saat seperti ini lebih baik menjaga profil risiko,” tutur Wawan.

Untuk alokasi kedua, pilihan reksa dana pasar uang dinilai masih menjadi yang paling aman. Terlebih,  apalagi mayoritas reksa dana menaruh asetnya di deposito yang risikonya tentu sangat terukur.

Wawan juga menyarankan bagi investor yang baru mendapatkan tunjangan hari raya (THR) dan ingin menaruhnya di reksa dana untuk memilih reksa dana pasar uang. Pasalnya, likuiditas reksa dana jenis ini paling tinggi.

“Untuk dana segar seperti THR lebih baik di [reksa dana] pasar uang, karena pandemi Covid-19 ini kan kita tidak tahu akan sampai kapan, jadi kalau tiba-tiba butuh dana darurat bisa langsung dicairkan,” katanya.

Kemudian alokasi ketiga atau yang terakhir baru ke reksa dana saham. Namun, Wawan menggarisbawahi investasi di reksa dana jenis ini harus ditujukan untuk jangka panjang mengingat situasi pasar saat ini.

“Menurut saya saham ini harus dipahami, harus betul-betul long term,” tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper