Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terguling ke zona merah dan berakhir melorot 1 persen pada perdagangan hari ini, Selasa (12/5/2020), di tengah pelemahan bursa Asia.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan IHSG ditutup di level 4.588,73 dengan pelemahan sekitar 1,09 persen atau 50,37 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Senin (11/5/2020), IHSG mampu berakhir di level 4.639,1 dengan penguatan sekitar 0,91 persen atau 41,67 poin.
Indeks mulai tergelincir ke zona merah dengan dibuka turun hanya 0,04 persen atau 1,82 poin ke level 4.637,29 pada pukul 09.00 WIB. Sepanjang perdagangan hari ini, indeks bergerak dalam kisaran 4.552,39–4.644,13.
Sebanyak 7 dari 10 sektor pada IHSG berakhir di wilayah negatif, dipimpin finansial (-2,33 persen), pertanian (-2,1 persen), dan infrastruktur (-2 persen). Tiga sektor lainnya mampu menguat, dipimpin (+0,63 persen).
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang masing-masing turun 5 persen dan 5,2 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG.
Baca Juga
Indeks saham lainnya di Asia mayoritas ikut terkapar di zona merah, antara lain Nikkei 225 Jepang (-0,12 persen), Kospi Korea Selatan (-0,68 persen), dan Taiex Taiwan (-1,21 persen).
Di China, indeks Shanghai Composite China ditutup terkoreksi 0,11 persen. Adapun, indeks Hang Seng Hong Kong merosot 1,45 persen.
Menurut Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta, pergerakan IHSG dan bursa Asia lainnya lebih disebabkan oleh para pelaku pasar yang khawatir akan adanya ancaman serangan pandemi Covid-19 gelombang kedua.
Kondisi ini berbanding terbalik dengan sentimen beberapa hari silam yang mana pelonggaran lockdown malah memberikan angin segar bagi pasar. Pelonggaran lockdown membuat ekspektasi pelaku pasar terhadap perekonomian kembali pulih.
“[Pasar berbalik khawatir] Setelah WHO memberikan peringatan bahwa negara-negara yang melakukan pelonggaran lockdown akan memunculkan kasus Covid-19 baru,” terangnya kepada Bisnis.
Seperti diberitakan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan perlunya "kewaspadaan ekstrem" ketika banyak negara mulai keluar dari lockdown yang sebelumnya diberlakukan guna menahan persebaran virus corona baru.
Kewaspadaan itu dibutuhkan untuk mengantisipasi adanya kemunculan infeksi gelombang kedua infeksi virus corona.
Secara keseluruhan, bursa Asia melemah bersama indeks futures AS di tengah kekhawatiran tensi dagang dan meningkatnya kasus infeksi virus corona di sejumlah negara.
Pemerintahan Presiden AS Donald Trump mengambil langkah untuk melarang investasi ke dalam ekuitas China oleh dana tabungan pensiun pemerintah, seperti dilansir dari Bloomberg.
Sementara itu, Wuhan, tempat pandemi virus corona dimulai, melaporkan kasus-kasus infeksi baru pertamanya sejak kota di China ini mengakhiri lockdown bulan lalu.
Korea Selatan melaporkan peningkatan kasus virus, sedangkan Rusia melaporkan rekor jumlah kasus baru dalam satu hari dan muncul sebagai pusat baru wabah di Eropa.
Seiring dengan pergerakan IHSG, pergerakan nilai tukar rupiah tergelincir dan ditutup melemah tipis 10 poin atau 0,07 persen ke level Rp14.905 per dolar AS, setelah mampu menguat beberapa hari perdagangan sebelumnya.
Saham-saham penekan IHSG: | |
---|---|
Kode | Penurunan (persen) |
BBRI | -5,0 |
BMRI | -5,2 |
BBCA | -1,4 |
TLKM | -2,2 |
Saham-saham pendorong IHSG: | |
---|---|
Kode | Kenaikan (persen) |
UNVR | +1,2 |
BRPT | +3,3 |
HMSP | +1,8 |
POLL | +3,8 |
Sumber: BEI