Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Dibuka Melesu 0,16 Persen, Ikuti Tren Pelemahan Bursa Asia

Pada pukul 09.00 WIB, IHSG dibuka melemah 0,16 persen atau 7,4 poin menjadi 4.631,70 . Sebanyak saham 88 menguat, 60 saham melemah, dan 114 saham stagnan.
Pekerja berswafoto dengan latar belakang pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/5/2020). Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan IHSG pada Senin (11/5/2020) berakhir di level 4.639,1 dengan penguatan sekitar 0,91 persen atau 41,67 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Pekerja berswafoto dengan latar belakang pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/5/2020). Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan IHSG pada Senin (11/5/2020) berakhir di level 4.639,1 dengan penguatan sekitar 0,91 persen atau 41,67 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada perdagangan Selasa (12/5/2020) seiring penurunan bursa Asia.

Pada pukul 09.00 WIB, IHSG dibuka melemah 0,16 persen atau 7,4 poin menjadi 4.631,70 . Sebanyak saham 88 menguat, 60 saham melemah, dan 114 saham stagnan.

Indeks Futures A.S. dan bursa saham Asia turun pada Selasa (12/5) karena para pedagang menilai tantangan yang dihadapi ekonomi akan lebih berat akibat pandemi virus korona.

Bursa saham jatuh di Tokyo, Sydney dan Seoul, sementara kontrak S&P 500 tergelincir setelah indeks ditutup datar. Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan sektor bisnis termasuk konstruksi, ritel , dan beberapa kegiatan rekreasi akan dibuka kembali minggu ini secara regional.

Meski demikian, Walikota Bill de Blasio mengatakan bahwa lockdown di New York kemungkinan akan berlangsung hingga Juni. Hal ini menyebabkan imbal hasil treasury turun dan minyak stabil setelah Arab Saudi mengatakan akan memangkas produksi.

Ekuitas global telah turun hampir 50 persen pada 23 Maret saat virus corona menyebar ke seluruh dunia. Namun, keberlanjutan reli masih dipertanyakan di tengah pendapatan dan data perusahaan yang buruk ketika negara-negara mulai melepaskan lockdown yang telah membekukan kegiatan ekonomi.

Lebih dari 33 juta orang Amerika telah kehilangan pekerjaan mereka dalam tujuh minggu sejak pembatasan dilakukan untuk membendung wabah.

Goldman Sachs Group Inc. memperingatkan para investor yang sudah maju dan Indeks S&P 500 akan turun hampir 20 persen dalam tiga bulan ke depan karena kembalinya normalitas ekonomi masih jauh.

Chris Rands, portfolio manager fixed income Nikko Asset Managemen mengatakan penyakit mungkin telah terbendung, tetapi berapa lama resesi ekonomi yang terjadi akibat itu masih berlanjut.

"Biasanya ketika Anda melihat lonjakan pengangguran yang mereka butuhkan bertahun-tahun untuk memperbaikinya, mereka tidak memperbaiki diri dalam tiga bulan," imbuhnya.

Berikut ini adalah rangkuman utama di pasar:

Bursa saham
S&P 500 berjangka turun 0,5% pada pukul 9:40 pagi di Tokyo. S&P 500 sedikit berubah pada jam 4 malam di New York.
Indeks Topix turun 0,2%.
Indeks S & P / ASX 200 Australia turun 0,8%.
Indeks Kospi Korea Selatan kehilangan 0,8%.

Mata uang
Yen diperdagangkan sedikit berubah pada 107,59 per dolar.
Yuan lepas pantai berada di 7,1114 per dolar.
Indeks Spot Dollar Bloomberg naik 0,3%.
Euro membeli US$1,0789 turun 0,2%.

Obligasi
Imbal hasil pada obligasi 10-tahun turun sekitar satu basis poin menjadi 0,70%.
Imbal hasil obligasi 10-tahun Australia stabil di 0,97%.

Komoditas
Minyak mentah West Texas Intermediate naik 0,8% menjadi US$24,33 per barel.
Emas berada di US$1.696 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper