Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lelang SUN : Investor Masih Minta Yield Tinggi

Permintaan yang yield yang masih tinggi didorong oleh volatilitas di pasar sekunder. Lelang SUN besok, Selasa (12/5/2020) diperkirakan mendatangkan penawaran sebanyak Rp30 triliun s.d Rp40 triliun.
Direktur Surat Utang Negara (SUN) pada Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko Kemenkeu Loto S. Ginting memperlihatkan informasi tentang Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR005 ketika peluncuran di Jakarta, Kamis (10/1/2019)./ANTARA-Wahyu Putro A
Direktur Surat Utang Negara (SUN) pada Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko Kemenkeu Loto S. Ginting memperlihatkan informasi tentang Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR005 ketika peluncuran di Jakarta, Kamis (10/1/2019)./ANTARA-Wahyu Putro A

Bisnis.com,JAKARTA — Volatilitas di pasar sekunder diprediksi akan membuat investor masih meminta imbal hasil atau yield tinggi dalam lelang surat utang negara.

Pemerintah akan melakukan lelang tujuh seri surat utang negara (SUN) dalam mata uang rupiah, Selasa (12/5/2020). Tujuannya, untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2020.Pemerintah memasang target indikatif Rp20 triliun dalam lelang. Adapun, target maksimal dalam lelang senilai Rp40 triliun.

Head of Research & Market Information Department Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) Roby Rushandie memperkirakan penawaran yang akan masuk dalam lelang SUN berkisar antara Rp30 triliun hingga Rp40 triliun. Namun, tingkat yield yang akan diminta oleh investor menurutnya masih cenderung tinggi.

“[Permintaan yield tinggi] Seiring dengan kondisi pasar sekunder yang masih volatil,” jelasnya kepada Bisnis, Senin (11/5/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, yield SUN tenor 10 tahun kembali mengalami kenaikan dalam sepanjang Mei 2020. Padahal, posisi yield sempat berada di level 7,82 persen pada akhir April 2020. Bloomberg mencatat yield SUN tenor 10 tahun berada di level 8,049 persen pada perdagangan, Senin (11/5/2020) pukul 14:50 WIB.

Pergerakan Yield SUN Tenor 10 Tahun. Sumber Bloomberg
PeriodeImbal Hasil / Yield (%)

30/04/2020

7,829

04/05/2020

8,004

05/05/2020

8,035

06/05/2020

8,080

08/05/2020

8,060

11/05/2020

8,049

Dalam lelang sebelumnya, pemerintah harus menggelar lelang SUN tambahan atau greenshoe option untuk memenuhi target. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat penawaran yang masuk dalam lelang surat utang negara (SUN) senilai Rp44,39 triliun pada lelang, Selasa (28/4/2020).

Akan tetapi, dari penawaran yang masuk, pemerintah hanya memenangkan Rp16,62 triliun. Padahal, target maksimal yang dibidik pemerintah dalam lelang tersebut juga senilai Rp40 triliun.

Roby menilai lelang tambahan memang perlu dilakukan oleh pemerintah. Skema itu menjadi jalan masuk bagi Bank Indonesia (BI) untuk membeli surat berharga negara (SBN) di pasar primer.

“Nah, melalui mekanisme greenshoe option itulah BI dapat membeli SBN tenor-tenor panjang di pasar primer,” ujarnya.

Secara terpisah, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto memprediksi penawaran yang akan masuk dalam lelang SUN sekitar Rp40 triliun. Menurutnya, investor masih mengamati penyelesaian atau antisipasi penyebaran Covid-19 di Indonesia.

“Dari sisi medis , investor menunggu vaksin dari Covid-19. Secara keuangan, investor memantau kebijakan-kebijakan atau stimulus yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk menjaga potensi pelemahan ekonomi dan daya beli masyarakat,” paparnya.

Ramdhan mengatakan kebutuhan pemerintah saat ini sedang tinggi untuk pembiayaan negara khususnya respons terhadap Covid-19. Dengan dibatalkannya rencana pandemic bond, pemenuhan kebutuhan negara akan berasal dari utang-utang reguler termasuk lelang SBN.

Supply akan lebih besar tahun ini, lebih dari rencana awal tahun,” imbuhnya.

Pemerintah mengungkapkan sisa penerbitan SBN yang perlu dilakukan senilai Rp697,3 triliun. Jumlah itu akan dipenuhi melalui lelang di pasar domestik, ritel, private placement, dan valas.

DJPPR menyebut realisasi penerbitan SBN hingga akhir April 2020 mencapai Rp376,5 triliun, meningkat dari realisasi akhir Maret 2020 yang sebesar Rp243,8 triliun. Realisasi itu terdiri atas tambahan penerbitan SBN Rp150 triliun hingga akhir April 2020 dan SUN berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS) senilai US$4,3 miliar.

Di lain pihak, Economist PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C. Permana mengatakan tren permintaan SUN masih akan stabil. Pihaknya memperkirakan belum ada tambahan permintaan signifikan.

“Risiko perekonomian global masih cukup tinggi seiring dengan tensi perdagangan Amerika Serikat—China yang meningkat setelah Amerika Serikat mengumumkan akan ada peningkatan pajak,” paparnya.

Di sisi lain, Fikri menyebut penyebaran pandemi di Indonesia belum menunjukkan data menggembirakan. Pasalnya, jumlah pasien harian masih meningkat.

Dia memprediksi penawaran yang masuk dalam lelang SUN tidak akan jauh berbeda. Penawaran diperkirakan berada di kisaran Rp40 triliun hingga Rp60 triliun.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, penawaran masuk dalam lelang SUN periode berjalan 2020 sempat mencapai level terendah Rp27,65 triliun pada 14 Mei 2020. Penawaran tertinggi yang masuk selama lelang SUN tahun ini sebesar Rp127,11 triliun pada 18 Februari 2020.

Penawaran Masuk dalam Lelang SUN Periode Berjalan 2020

Periode Lelang SUN

Jumlah Penawaran Masuk (Rp Triliun)

7 Januari 2020

81,54

21 Januari 2020

94,97

4 Februari 2020

96,90

18 Februari 2020

127,11

3 Maret 2020

78,41

17 Maret 2020

51,30

31 Maret 2020

33,51

14 April 2020

27,65

28 April 2020

44,39

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper