Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daya Tarik Luntur, Bursa Saham AS Melemah di Awal Dagang

Bursa saham Amerika Serikat tergelincir ke zona merah pada awal perdagangan hari ini, Senin (11/5/2020), di tengah kekhawatiran pasar seputar berlanjutnya lockdown yang dapat menggerogoti ekonomi global.
Pedagang bekerja di lantai bursa New York Stock Exchange./ Michael Nagle - Bloomberg
Pedagang bekerja di lantai bursa New York Stock Exchange./ Michael Nagle - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat tergelincir ke zona merah pada awal perdagangan hari ini, Senin (11/5/2020), di tengah kekhawatiran pasar seputar berlanjutnya lockdown yang dapat menggerogoti ekonomi global.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks S&P 500 terkoreksi 0,52 persen atau 15,27 poin ke level 2.914,53 pada pukul 9.48 pagi waktu New York dan indeks Dow Jones melemah 0,82 persen atau 200,53 poin ke posisi 24.130,79.

Meski demikian, indeks Nasdaq Composite mampu bergerak di zona hijau dan naik tipis 0,06 persen atau 5,55 poin ke level 9.126,87.

Indeks S&P 500 turun dari level tertingginya dalam dua pekan, dipimpin oleh saham bahan baku dan keuangan. Sementara itu, saham United Airlines Holdings Inc. merosot dan Marriott International Inc. anjlok seiring dengan turunnya laba perusahaan, mengikuti estimasi analis.

Sebaliknya, saham AMC Entertainment Holdings Inc. melonjak setelah laporan menyatakan bahwa Amazon.com Inc. "diperkirakan telah mengadakan pembicaraan tentang kemungkinan takeover”.

Saham-saham AS pada umumnya kehilangan daya tarik karena kekhawatiran bahwa negara berekonomi terbesar di dunia ini tengah dalam perjuangan yang lambat untuk kembali dari krisis kesehatan yang menghancurkan.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump berupaya meyakinkan masyarakat Amerika mengenai amannya untuk kembali bekerja dan menjalani kehidupan sosial di tengah kekhawatiran atas bertambahnya kasus infeksi virus corona yang telah mencapai total lebih dari 1,3 juta.

Di sisi lain, dengan laju peningkatan kasus infeksi melambat di sejumlah negara Eropa, semakin banyak pemerintah yang mengambil langkah untuk secara sementara melonggarkan pembatasan.

“Sepertinya ada yang pudar dari penguatan pekan lalu,” ujar Sandy Villere, manajer portofolio di Villere Balanced Fund. "Mungkin kita sudah sedikit lebih maju daripada yang seharusnya pada saat tertentu sehingga kita berhenti."

Menurut Tim Edwards, managing director di S&P Dow Jones Indices LLC., investor dalam dana S&P 500 mungkin masih bertahun-tahun lagi dari menerima jenis dividen yang mereka lakukan tahun lalu.

Edwards menghitung estimasi pembayaran oleh perusahaan-perusahaan S&P 500 hingga tahun 2030 dan membandingkannya dengan angka historis dalam postingan blog pekan lalu.

Proyeksi tersebut didasarkan pada futures dividen, atau kontrak yang dikaitkan dengan pembayaran selama periode 12 bulan yang berakhir pada bulan Desember.

Seiring dengan pergerakan bursa AS, indeks Stoxx Europe 600 melorot 0,7 persen tetapi indeks MSCI Asia Pacific naik 0,6 persen. Adapun, Bloomberg Dollar Spot Index menanjak 0,4 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper