Bisnis.com, JAKARTA - Bank of America memprediksi pasar saham Asia yang memiliki volatilitas tinggi dapat mengalami rebound besar-besaran dalam tahapan reli berikutnya.
Dikutip dari Bloomberg, ahli strategi Bank of America (BofA) termasuk Nigel Tupper menyatakan saham-saham yang menggabungkan sensivitas terbesar dengan volatilitas tinggi dalam pendapatan dan harga saham berpeluang rebound.
Menurut BofA, sektor-sektor material, industri, dan konsumsi, menjadi saham dengan performa terbaik di Asia Pasifik kecuali Jepang, sepanjang April dan menguat 3,8 persen. Meski begitu, saham-saham berisiko tersebut masih harus mengejar ketertinggalan.
"Saham-saham berisiko diperdagangkan dengan valuasi yang terdiskon besar-besaran dalam dua dekade terakhir. Bisa terjadi perubahan sramatis dari risiko ke peningkatan selanjutnya," papar laporan, dikutip Sabtu (9/5/2020).
Jika rebound saham disertai dengan kenaikan imbal hasil obligasi, hal itu juga bisa mengangkat saham yang memiliki kinerja buruk di kawasan Asia Pasifik.
"Di Asia, valuasi memiliki beta tinggi, dan juga sensitif terhadap imbal hasil obligasi, sehingga sahamnya dapat berkinerja lebih baik. Ketika pendapatan bertumbuh, imbal hasil obligasi juga dalam tren menanjak," imbuh BofA.
Baca Juga
Sementara itu, Bursa saham Jepang berhasil melonjak lebih dari 2 persen pada akhir perdagangan Jumat (8/5/2020), di tengah penguatan bursa Asia.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix ditutup di level 1.458,28 dengan lonjakan 2,21 persen atau 31,55 poin dari level 1.426,73 pada penutupan perdagangan sebelumnya.
Sementara itu, indeks Nikkei 225 berakhir di level 20.179,09 dengan lonjakan 2,56 persen atau 504,32 poin dari level 19.674,77 pada perdagangan sebelumnya. Sepanjang perdagangan hari ini, Nikkei bergerak dalam kisaran 19.894,58 – 20.179,09.
Saham JTEKT Corp. yang naik 9,21 persen mencatat kenaikan terbesar pada Nikkei, disusul saham Sumitomo Corp. (+8,25 persen), dan Ricoh Co. Ltd. (+7,77 persen).
Sejalan dengan bursa Jepang, indeks saham lain di Asia mayoritas berakhir menguat, antara lain indeks Kospi Korea Selatan (+0,89 persen), Taiex Taiwan (+0,54 persen), S&P/ASX 200 Australia (+0,50 persen), dan SET 50 Thailand (+0,68 persen).
Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 masing-masing ditutup menanjak 0,83 persen dan 0,99 persen. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong berakhir naik tajam 1,08 persen.
Bursa saham global telah bergulat untuk menentukan arahnya pada awal bulan ini meskipun mampu mencetak rebound kuat pada April setelah tepukul aksi jual yang dramatis pada kuartal pertama.
Sentimen optimistis mengacu pada upaya banyak negara untuk membuka kembali aktivitas perekonomiannya, laju baru infeksi corona yang melambat, dan stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya.