Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Melemah Pagi Ini, Minyak Mentah Masih di Jalur Penguatan Mingguan Kedua

Harga minyak mentah berada di jalur penguatan mingguan kedua berturut-turut karena penurunan produksi dari produsen terbesar mulai menyeimbangkan kembali kelebihan pasokan di pasar.
Ilustrasi. Tanki penimbunan minyak./Bloomberg
Ilustrasi. Tanki penimbunan minyak./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah berada di jalur penguatan mingguan kedua berturut-turut karena penurunan produksi dari produsen terbesar mulai menyeimbangkan kembali kelebihan pasokan di pasar.

Berdasarkan data Bloomberg, Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Juni melemah 0,2 persen ke level US$23,50 per barel di New York Mercantile Exchange pukul pada pukul 06.09 WIB, Jumat (8/5/2020).

Pada perdagagan sebelumnya, WTI ditutup melemah 1,8 persen atau 0,44 poin ke level US$23,55 per barel.

Sementara itu, minyak mentah pasokan global, Brent, ditutup melemah 0,26 poin ke level US$29,46 per barel di ICE Futures Exchange yang berbasis di London.

Minyak mentah sempat menguat pada perdagangan sebelumnya setelah Saudi Aramco menaikkan harga di hampir semua jenis minyak untuk pengiriman Juni, tetapi kemudian melemah ke wilayah negatif karena kekhawatiran pasokan muncul kembali.

Sepanjang pekan ini, minyak mentah WTI menguat hampir 19 persen, sebagai respons atas kesepakatan OPEC+ untuk memangkas produksi hingga 9,7 juta barel per hari, bersama dengan pengurangan drastis dari produksi minyak shale di AS.

Arab Saudi mulai membatasi produksi pada akhir April sebagai bagian dari pakta OPEC+, tetapi masih mengekspor jumlah minyak mentah dengan jumlah tertinggi bulan lalu.

Tingkat kelebihan pasokan global rata-rata 21,3 juta barel per hari bulan lalu, menurut analis Standard Chartered Plc.

Meskipun penetapan harga oleh Saudi membawa dorongan singkat ke pasar, peningkatan permintaan yang kuat adalah menjadi hal utama yang dibutuhkan untuk mempertahankan harga.

“Ada tanda-tanda bahwa permintaan minyak pulih, dan bahkan mungkin melebihi pasokan pada awal Juni,” menurut Kepala Riset Komoditas Goldman Sachs Jeff Currie, seperti dikutip Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper