Bisnis.com, JAKARTA — Emiten jasa transportasi darat PT Adi Sarana Armada Tbk.menyatakan tidak berencana mengurangi jumlah karyawan kendati perekonomian melambat sebagai imbas dari pandemi virus corona (Covid-19).
Emiten berkode ASSA ini mengaku operasional perseroan belum terdampak secara langsung dari pembatasan aktivitas masyarakat akibat wabah Covid-19. Meskipun demikian, ASSA menyiapkan sejumlah strategi untuk mengantisipasi perubahan yang mungkin terjadi.
Direktur Utama ASSA Prodjo Sunarjanto mengatakan dari sejumlah lini bisnis perseroan, yang sejauh ini terdampak adalah bisnis lelang mobil dan jual mobil bekas. Namun, penurunan dari lini tersebut mampu diimbangi dengan pertumbuhan lini lainnya seperti bisnis jasa logistik dan kurir.
Adapun, tambah Prodjo, bisnis utama perseroan yakni jasa sewa kendaraan dan autopool belum merasakan dampak yang signifikan dari pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSSB).
Menurutnya, pengembalian mobil sejauh ini hanya mencapai sekitar satu persen saja. Dia memproyeksikan hingga akhir tahun nanti perseroan mampu menjaga agar setidaknya pertumbuhan pendapatan mereka sama dengan tahun lalu alias zero growth.
“Ya tahun ini konservatif dulu lah,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (8/5/2020).
Baca Juga
Kendati demikian, Prodjo tak menampik pihaknya mulai menjalankan strategi demi mempertahankan kinerja perseroan. Salah satu yang mulai dilakukan adalah efisiensi biaya dari setiap lini bisnis perseroan.
Namun, hal tersebut tidak termasuk pemangkasan jumlah karyawan. Prodjo menegaskan bahwa hingga saat ini ASSA berkomitmen tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK) di lingkungan kerja perseroan.
“THR juga kita upayakan jalan terus, makanya harus ada efisiensi-efisiensi. Apa yang bisa dihemat, kita lakukan,” tuturnya.
Selain itu, Prodjo mengatakan mereka juga melakukan mitigasi risiko bisnis. Salah satunya dengan memetakan klien-klien mereka berdasarkan sektor. Menurutnya, hal tersebut akan berpengaruh karena dampak akibat wabah ini dirasakan berbeda oleh tiap-tiap sektor.
“Kami customer mana yang industrinya terdampak paling rendah, ini kan akan menentukan kemampuan bisnis mereka nantinya. Risk management paling penting,” imbuh Prodjo.
Di sisi lain, ASSA merevisi anggaran belanja modalnya untuk tahun ini. Semula, ASSA menganggarkan sekitar Rp2 triliun untuk pos capital expenditure (capex) tahun ini. Namun alokasi tersebut dipangkas menjadi Rp1,2 triliun, sedangkan alokasi untuk investasi sama sekali dihilangkan.
“Penggunaan dari dana [Rp1,2 triliun] ini semuanya untuk pembelian mobil, termasuk regenerasi armada yang sudah waktunya [diganti], kemudian pertumbuhan dari order-order baru kan perlu juga mobil baru,” tuturnya.