Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gara-gara Corona, Adi Sarana Armada (ASSA) Pangkas Belanja Modal

Adi Sarana Armada (ASSA) semula mengalokasikan belanja modal sebanyak Rp2 triliun. Namun perkembangan perekonomian yang terdampak pandemi virus corona (Covid-19) membuat alokasi belanja modal dipatok Rp1,2 triliun.
Chief Executive Officer PT Adi Sarana Armada (ASSA) Prodjo Sunarjanto memberikan penjelasan, usai penandatanganan akuisisi PT JBA Indonesia oleh PT Adi Sarana Lelang (BidWin), di Jakarta, Jumat (15/2/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Chief Executive Officer PT Adi Sarana Armada (ASSA) Prodjo Sunarjanto memberikan penjelasan, usai penandatanganan akuisisi PT JBA Indonesia oleh PT Adi Sarana Lelang (BidWin), di Jakarta, Jumat (15/2/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) merevisi anggaran belanja modal tahun ini sejalan dengan perkembangan perekonomian yang terdampak pandemi virus corona (Covid-19).

Semula,  Adi Sarana menganggarkan belanja modal sebanyak Rp2 triliun. Jumlah tersebut terdiri dari  Rp1,4 triliun untuk pembelian armada baru dan sisanya untuk pengembangan anak usaha dan investasi baru.

Direktur Utama Adi Sarana Projo Sunarjanto mengatakan dengan kondisi bisnis saat ini, alokasi belanja modal dipangkas menjadi Rp1,2 triliun. Alokasi tersebut akan digunakan untuk pembelian armada baru sedangkan rencana pengembangan anak usaha dan investasi baru ditunda. 

“Penggunaan dari dana [Rp1,2 triliun] Ini semuanya untuk pembelian mobil, termasuk regenerasi armada yang sudah waktunya [diganti], kemudian pertumbuhan dari order-order baru kan perlu juga mobil baru,” tuturnya dalam sesi wawancara bersama Bisnis, Rabu (6/5/2020).

Kendati menganggarkan lebih dari Rp1 triliun, Projo menyebut kemungkinan besar hingga akhir tahun mereka hanya menyerap Rp900 miliar hingga Rp1 triliun. Adapun sejauh ini ASSA telah membelanjakan lebih Rp300 miliar untuk pembelian armada sebanyak 2.000 mobil. 

Lebih lanjut, Projo juga menjelaskan hilangnya alokasi untuk investasi karena perseroan memutuskan untuk menunda ekspansi bisnisnya, baik untuk rencana investasi di unit bisnis baru maupun untuk pengembangan anak usahanya yang belum lama berdiri. 

“Sebenarnya kita lihat dulu sampai Juni-Juli, tapi ya kita agak geser ke tahun depan karena dengan kondisi kayak gini untuk investasi itu kita harus lihat situasi,” imbuhnya.

Untuk sumber dana belanja hingga akhir tahun, Projo mengatakan perseroan akan memanfaatkan fasilitas kredit 18 bulan senilai Rp1 triliun dari Bank Mandiri. Dia memperkirakan tahun ini perseroan hanya menarik sekitar Rp600 miliar dari fasilitas pinjaman tersebut.

Adapun mengenai rencana penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau right issue, Projo menegaskan hal tersebut kini tak menjadi opsi perseroan mengingat kondisi saat ini yang dinilai kurang menguntungkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper