Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah tampak bakal mencatat rangkaian kenaikan harian terpanjang dalam lebih dari sembilan bulan, didorong tanda-tanda pemangkasan produksi yang mungkin mulai mengimbangi kelebihan pasokan.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak WTI untuk pengiriman Juni 2020 melonjak 4,5 persen menjadi US$21,31 per barel di New York Mercantile Exchange pada perdagangan pagi ini, Selasa (5/5/2020) pukul 8.25 pagi waktu Singapura.
Pada perdagangan Senin (4/5/2020), WTI kontrak Juni ditutup naik tajam 3,1 persen. Kontrak minyak ini sendiri telah menguat 73 persen sejak 28 April.
Sejalan dengan WTI, minyak patokan global Brent melonjak 2,7 persen ke level US$27,92 di ICE Futures Europe exchange London setelah menanjak 2,9 persen pada perdagangan Senin (4/5).
Minyak berjangka di New York naik untuk hari kelima melampaui level US$21 per barel setelah Genscape melaporkan peningkatan persediaan sebesar 1,8 juta barel di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk minyak mentah West Texas Intermediate.
Jumlah itu akan menjadi kenaikan terkecil sejak pertengahan Maret jika dikonfirmasi oleh data pemerintah yang akan dirilis Rabu (6/5/2020). Sementara itu, diskon minyak untuk pengiriman Juni relatif ke Juli menyempit. Kondisi ini menunjukkan bahwa kekhawatiran tentang kelebihan pasokan mungkin berkurang.
Namun, menurut kepala strategi pasar komoditas di BNP Paribas SA Harry Tchilinguirian, rebound ini kemungkinan hanya akan berlangsung singkat, karena pasokan pasar melampaui pemangkasan produksi yang direncanakan.
"Ada banyak momentum kenaikan dalam pasokan yang perlu berbalik," tutur Tchilinguirian, seperti dilansir melalui Bloomberg.
Membaiknya sentimen untuk pasar minyak juga telah didorong tanda-tanda awal bahwa penurunan permintaan mungkin telah mencapai titik terendah di beberapa pasar, meskipun problem kelebihan pasokan akan membutuhkan waktu untuk dihilangkan.
Pemulihan konsumsi minyak mentah juga kemungkinan akan terjadi dengan sangat bertahap, apalagi ketegangan antara Amerika Serikat dan China mengenai asal-usul pandemi Covid-19 bereskalasi.