Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Entitas Grup Djarum, Sarana Menara Nusantara (TOWR) Tebar Dividen Rp1,2 Triliun

Wakil Direktur Utama TOWR Adam Ghifari menyebutkan perseroan sebelumnya sudah membagikan dividen interim pada bulan Desember 2019 sebesar Rp302,88 miliar, sehingga total dividen yang akan dibagikan berkisar Rp1,2 triliun.
Teknisi PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) melakukan pemeliharaan perangkat pada menara Base Transceiver Station (BTS) di kawasan Lok Baintan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Minggu (15/4/2019)./Bisnis-Rachman
Teknisi PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) melakukan pemeliharaan perangkat pada menara Base Transceiver Station (BTS) di kawasan Lok Baintan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Minggu (15/4/2019)./Bisnis-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten menara PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) akan menebar dividen sebesar Rp896,67 miliar yang akan dibagikan dalam waktu 30 hari ke depan.

Realisasi angka tersebut direstui oleh pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang berlangsung di Menara BCA, Jakarta Pusat, Selasa (5/5/2020).

Wakil Direktur Utama TOWR Adam Ghifari menyebutkan perseroan sebelumnya sudah membagikan dividen interim pada bulan Desember 2019 sebesar Rp302,88 miliar, sehingga total dividen yang akan dibagikan berkisar Rp1,2 triliun.

“Selanjutnya, sisa dividen tunai yang akan dibagikan oleh perseroan adalah Rp17,86 per saham atau sekitar Rp896,67 milIar,” ungkap Adam kepada Bisnis.com, Selasa (5/5/2020).

Secara keseluruhan, pemegang saham perseroan yang tergabung dalam korporasi Grup Djarum tersebut akan mendapatkan dividen sebesar Rp23,86 per saham atau 51,22 persen dividen payout ratio dari laba periode berjalan untuk tahun buku 2019.

Lebih lanjut, dia menggarisbawahi nilai-nilai yang dibagikan kepada pemegang saham harus disesuaikan dengan jumlah saham yang dipegang perseroan (treasury shares). Hal ini mengingat saham tresuri tidak mendapatkan hak pembagian dividen.

Perseroan membukukan kinerja positif sepanjang 2019. Hampir seluruh pos termasuk pendapatan, laba, dan aset perseroan kompak naik.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dikutip dari Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), sepanjang 2019 pendapatan emiten berkode TOWR tumbuh 9,99 persen, dari yang semula Rp5,86 triliun menjadi Rp6,45 triliun.

Pendapatan ini utamanya berasal dari segmen bisnis sewa menara yakni sebesar Rp5,58 trilium, sedangkan sisanya yakni Rp871,54 miliar berasal dari segmen jasa lain seperti MWIFO dan VSAT.

Adapun pos beban pendapatan juga terpantau naik, dari sebelumnya Rp508,5 miliar menjadi Rp610,7 miliar atau mengalami kenaikan 20,1 persen. EBITDA perseroan juga naik 9,20 persen dari yang semula Rp4,93 triliun menjadi Rp5,38 triliun.

Meskipun demikian, perseroan tetap membukukan laba. Tercatat, laba penghasilan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk nonpengendali per akhir 2019 adalah sebesar Rp2,34 triliun, naik 6,45 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,20 triliun.

Dengan demikian laba per saham perseroan juga naik, dari Rp43 per saham pada akhir 2018, menjadi Rp46 per saham pada akhir 2019.

Dari pos aset, total aset TOWR naik signifikan yakni sebanyak 20,50 persen, dari yang semula Rp22,95 triliun menjadi Rp27,66 triliun. Adapun total aset tersebut terdiri atas aset lancar Rp2,45 triliun dan aset tidak lancar Rp25,19 triliun.

Per akhir 2019, pos kewajiban TOWR tercatat sebesar Rp18,90 triliun, sedangkan tahun sebelumnya hanya Rp14,92 triliun. Adapun total liabilitas pada 2019 terdiri atas liabilitas jangka pendek sebesar Rp4,56 triliun dan liabilitas jangka panjang serta utang obligasi sebesar Rp15,16 triliun.

Direktur Utama TOWR Ferdinandus Aming Santoso mengatakan pihaknya cukup puas dengan pencapaian perseroan sepanjang 2019 karena berhasil melanjutkan pertumbuhan kinerja secara organik dan in-organik.

“Pertumbuhan pendapatan perusahaan mencapai dua digit yaitu 10,0 persen, EBITDA tumbuh 9,2 persen serta laba bersih tumbuh 6,5 persen,” ujar Ferdinandus dalam Laporan Direksi yang ada di Keterbukaan Informasi BEI, seperti dikutip Bisnis pada Selasa (14/4/2020).

Ferdinandus menuturkan, sepanjang 2019 TOWR telah membangun 882 tower dan berhasil menyelesaikan akuisisi 1.000 tower dari PT Indosat Ooredoo, sehingga menambah jumlah tower perseroan menjadi 19.319 tower pada akhir tahun.

Dari sisi jumlah penyewa juga bertambah sebanyak 5.027 penyewa sehingga mencapai 33.346 penyewa pada akhir tahun. Pun, perseroan telah berhasil memperpanjang kontrak sewa dengan lebih dari 7.300 penyewa untuk 10 tahun mendatang.

“Dengan demikian menghasilkan kenaikan rasio jumlah penyewa terhadap tower menjadi 1,73x dari sebelumnya 1,62x di tahun 2018,” imbuhnya.

Selain dari bisnis tower, tambah Ferdinandus, dia juga melihat pertumbuhan pendapatan dari bisnis non-tower, terutama dari jaringan kabel serat optik.

Menurutnya, jaringan kabel serat optik perusahaan tumbuh dengan pesat pada tahun ini, sejalan dengan meningkatnya konsumsi data dan fokus para operator untuk meningkatkan kualitas layanan.

Tercatat, segmen bisnis nonmenara perseroan, tumbuh dobel digit sepanjang 2019. Bisnis jaringan serat optik yakni sewa metropolitan wireless fiber optic (MWIFO) melonjak hingga 98,6% secara year on year, menjadi Rp469 miliar dari yang semua Rp236,16 miliar.

Sementara segmen bisnis sewa very small aperture terminal (VSAT) naik 37,4% dibandingkan tahun sebelumnya, dari Rp292,95 miliar pada 2018 menjadi Rp402,54 miliar.

Per akhir 2019, TOWR sendiri telah memiliki dan mengoperasikan 27.527 km jaringan kabel serat optik yang menghasilkan pendapatan, yang telah selesai dibangun di pulau Jawa, Sumatra dan Bali.

Ferdinandus menargetkan untuk dapat memiliki 40.000 km jaringan kabel serat optik yang menghasil pendapatan pada akhir tahun 2020 dalam situasi pandemi virus Covid-19.

Adapun menyerupai model bisnis tower, kontrak bisnis untuk fiberisasi tower juga bersifat jangka panjang, antara 10 sampai 14 tahun, dan mempunyai potensi untuk memperoleh lebih dari satu penyewa pada jaringan yang sama.

“Ini menjadikan bisnis jaringan kabel serat optik ini sebagai satu lagi sumber pendapatan yang relatif aman dan terukur bagi perusahaan,” kata Ferdinandus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper