Bisnis.com,JAKARTA— Emiten media PT Surya Citra Media Tbk. membukukan penurunan laba bersih 22,11 persen secara tahunan pada kuartal I/2020.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I/2020 yang dipublikasikan, Senin (4/5/2020), Surya Citra Media melaporkan pendapatan iklan Rp1,51 triliun pada kuartal I/2020. Jumlah itu masih tumbuh 3,22 persen dibandingkan dengan Rp1,47 triliun periode yang sama tahun lalu.
Akan tetapi, pendapatan lain-lain perseroan tergerus 42,28 persen secara year on year (yoy) pada kuartal I/2020. Jumlah yang dikantongi menyusut dari Rp150,16 miliar pada kuartal I/2019 menjadi Rp86,66 miliar per 31 Maret 2020.
Sebaliknya, potongan penjualan perseroan justru mengalami kenaikan 1,23 persen secara tahunan menjadi Rp300,15 miliar pada kuartal I/2020. Dengan demikian, total pendapatan neto yang dibukukan emiten berkode saham SCMA itu senilai Rp1,30 triliun atau turun 1,48 persen secara tahunan per 31 Maret 2020.
Sementara itu, beban usaha SCMA tercatat naik 14,47 persen secara tahunan pada kuartal I/2020. Jumlah yang dikeluarkan oleh perseroan naik dari Rp269,01 miliar per 31 Maret 2019 menjadi Rp307,96 miliar pada 31 Maret 2020.
Komponen beban usaha perseroan yang mengalami kenaikan signifikan yakni gaji dan kesejahteraan karyawan. Pengeluaran untuk pos itu naik 20,26 persen dari Rp149,69 miliar pada kuartal I/2019 menjadi Rp180,02 miliar per 31 Maret 2020.
Baca Juga
Pos promosi perseroan juga naik signifikan 95,90 persen secara tahunan pada kuartal I/2020. SCMA mengucurkan Rp13,89 miliar untuk promosi sepanjang Januari 2020—Maret 2020.
Dari situ, perseroan membukukan laba periode berjalan sebelum penyesuaian rugi merging entitas yang dapat diatribusikan kepada entitas induk Rp311,52 miliar pada kuartal I/2020. Realisasi itu turun 22,11 persen dari Rp399,95 miliar periode yang sama tahun lalu.
Dalam laporan keuangan kuartal I/2020, Manajemen SCMA menjelaskan bahwa industri media di Indonesia selama kuartal I/2020 menunjukkan sedikit penurunan. Hal itu dipicu adanya penyebaran Covid-19 yang mulai berdampak pada pertengahan Maret 2020 terhadap ekonomi Indonesia dan global.
Perseroan menyebut penyebaran pandemi COVID-19 mengakibatkan berkurangnya belanja iklan untuk perusahaan multinasional dan kehati-hatian dalam belanja iklan perusahaan lokal dan dagang elektronik.
“Walaupun demikian, dikarenakan Grup tetap dapat mempertahankan posisi pangsa pemirsanya, maka Grup hanya mengalami sedikit penurunan pertumbuhan pendapatan,” tulis Manajemen SCMA.
Manajemen SCMA mengatakan sektor media Indonesia tetap didominasi oleh free to air TV terestrial untuk tahun-tahun mendatang. Namun, pertumbuhan TV berbayar dan media baru lainnya yang cukup signifikan akan dipertimbangkan dalam menentukan strategi kelompok usaha jangka panjang.
“Tantangan lain dalam sektor FTA adalah rencana untuk berpindah dari analog ke digital yang mungkin terjadi secara bertahap,” tulis Manajemen SCMA.
Perseroan menyatakan fokus dalam pertumbuhan pendapatan yang kuat, peningkatan pangsa penonton, dan pengendalian biaya yang ketat untuk tetap kompetitif di industri serta terus meningkatkan teknologi, kompetensi sumber daya manusia, dan proses bisnis.