Bisnis.com, JAKARTA – Raksasa e-commerce China JD.com Inc. mengajukan permohonan dual listing dengan rencana pencatatan saham di bursa saham Hong Kong, menurut sumber yang mengetahui rencana ini.
Langkah ini mengikuti pesaingnya, Alibaba Group Holding Ltd, yang melakukan dual listing atau pencatatan saham di dua bursa berbeda. Alibaba mampu meraup US$13 miliar di bursa Hong Kong.
Perusahaan menargetkan raihan dana hingga US$2 miliar dari pencatatan saham ini. Perusahaan yang berbasis di Beijing ini sebelumnya telah mencatatkan perdagangan saham di indeks Nasdaq AS dan memiliki kapitalisasi pasar sebesar US$64 miliar.
Pencatatan saham JD di Hong Kong diperkirakan selesai pada paruh kedua tahun ini. Saat ini perusahaan tengah melakukan perundingan dengan otoritas bursa Hong Kong untuk membahas jumlah penawaran final nantinya. Perwakilan JD.com belum dapat dimintai keterangan mengenai rencana ini.
Tim analis Bloomberg, Vey-Sern Ling dan Tiffany Tam mengatakan rencana dual listing JD.com di Hong Kong dapat membantu mempersempit perbedaan valuasi dengan pesaing e-commerce global seperti Amazon dan Alibaba.
“Valuasi saham Alibaba meningkat lebih dari 20 persen dalam waktu dua bulan sejak pencatatan saham di Hong Kong pada bulan November tahun lalu, karena penawarannya menarik investor domestik yang juga pelanggannya,” ungkap mereka, seperti dikutip Bloomberg.
Baca Juga
Keputusan JD ini ditempuh setelah peritel online China ini memperkirakan pertumbuhan pendapatan setidaknya 10 persen pada kuartal I/2020 di tengah pertumbuhan bisnis pada saat pandemi.
Kinerja JD diperkirakan lebih baik dibanding pesaingnya karena perusahaan menerapkan penjualan langsung ke konsumen dari gudang logistik internal yang terbukti lebih tahan terhadap gangguan jangka pendek daripada platform yang menghubungkan pedagang dengan pembeli.
Terlepas dari pandemi Covid-19, JD terus memenangkan lebih banyak konsumen dari kota-kota kecil di China, sementara permintaan peralatan elektronik yang bergantung diperkirakan pulih setelah wabah mereda.
Saham perusahaan turun 4,4 persen pada hari Selasa, tetapi telah menguat lebih dari 23 persen sejak awal tahun.