Bisnis.com, JAKARTA — Pasar obligasi mengalami penurunan wajar jelang lelang surat utang negara yang akan digelar pemerintah pada, Selasa (28/4/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, imbal hasil atau yield obligasi Indonesia bertenor 5 tahun naik dari 7,31 persen menjadi 7,55 persen pada, Senin (27/4/2020). Selanjutnya, imbal hasil obligasi Indonesia bertenor 10 tahun juga naik dari 7,92 persen menjadi 8,10 persen.
Bloomberg juga mencatat adanya kenaikan yield obligasi Indonesia bertenor 15 tahun yang naik dari 8,02 persen menjadi 8,10 persen. Adapun, imbal hasil obligasi Indonesia bertenor 20 tahun juga naik dari level 8,08 persen menjadi 8,10 persen.
Dalam riset harian Selasa (28/4/2020), Associate Direktur of Research and Investment Pilarmas Sekuritas Maximilianus Nico Demus menjelaskan bahwa pasar obligasi pada akhirnya tidak kuasa mengalami penurunan.
Lelang surat utang negara (SUN) yang akan dilakukan pemerintah membuat para pelaku pasar dan investor mendorong penurunan harga obligasi sehingga mendapat imbal hasil hasil atau yield yang tinggi.
Kendati demikian, Nico menyebut penurunan masih sesuai dengan prediksi. Namun, perlu dicermati apakah kenaikan yield itu akan menambah daya tarik lelang SUN.
Baca Juga
“Tentu harapannya adalah bahwa total permintaan yang masuk akan melebihI dari Rp50 triliun namun demikian dengan situasi dan kondisi saat ini, apabila yang masuk berkisar Rp40triliun hingga Rp50 triliun tentu itu sudah cukup bagus,” tulisnya dalam riset, Selasa (28/4/2020).
Selain daya tarik yield tinggi, lanjut dia, target maksimal pemerintah yang naik akan menjadi daya tarik utama. Artinya, pemerintah akan menyerap lebih banyak dari biasanya.
“Potensi pelaku pasar dan investor mendapatkan barang yang di incar juga otomatis akan lebih besar,” tuturnya.
Nico memperkirakan pasar obligasi akan dibuka bervariatif. Hasil lelang SUN hari ini akan dinantikan oleh pasar.
“Apabila total permintaan yang masuk besar diikuti dengan total yang diserap, akan mendorong rupiah untuk mengalami penguatan sebagai refleksi dari penguatan pasar obligasi,” imbuhnya.