Bisnis.com, JAKARTA - Emiten penyewaan crane PT Superkrane Mitra Utama Tbk. (SKRN) mencatatkan lonjakan laba tahun berjalan sebesar 117,16 persen year on year (yoy) pada 2019.
Dikutip dari laporan keuangan perusahaan per Desember 2019, manajemen menyebutkan catatan pendapatan mencapai Rp682,38 miliar pada 2019, meningkat 21,68 persen yoy dari sebelumnya Rp560,77 miliar.
Sejumlah perusahaan yang menjadi mitra utama SKRN dan menyumbang pendapatan utama pada 2019 ialah BP Berau Ltd. Rp188,89 miliar, PT Satyamitra Surya Perkasa Rp89,42 miliar, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Rp66,47 miliar, dan PT Freeport Indonesia Rp65,78 miliar.
Beban pokok pendapatan juga naik menjadi Rp418,41 miliar dari sebelumnya Rp363,62 miliar. Namun, laba kotor pada 2019 masih lebih tinggi, yakni Rp263 miliar dari catatan 2018 sebesar Rp197,15 miliar.
Laba usaha pun masih meningkat ke level Rp239,53 miliar dibandingkan 2018 sebesar Rp188,25 miliar. Laba tahun berjalan pun melonjak 117,16 persen menjadi Rp137,43 miliar dari sebelumnya Rp63,28 miliar.
Adapun, laba komprehensif tahun berjalan pada 2019 mencapai Rp135,64 miliar, melambung dari 2018 senilai Rp64,29 miliar. Laba per saham pun mencapai Rp91,62, naik hampir 2 kali lipat dari sebelumnya Rp46,03.
Baca Juga
SKRN menggunakan arus kas untuk pendanaan sebesar Rp285,89 miliar pada 2019. Namun, pada catatan 2018 perusahaan justru mencapatkan dana dari aktivitas pendanaan sebesar Rp66,86 miliar, karena catatan penerimaan hasil penawaran umum saham perdana sebesar Rp210 miliar.
Total kas dan setara kas Superkrane pada akhir 2019 sebesar Rp176,61 miliar, meningkat dari 2018 sebesar Rp136,02 miliar.
Liabilitas SKRN per Desember 2019 mencapai Rp935,07 miliar, turun dari tahun sebelumnya Rp944,35 miliar. Liabilitas jangka pendek sejumlah Rp279,59 miliar dan liabilitas jangka panjang Rp655,48 miliar.
Ekuitas perusahaan meningkat menuju Rp737,37 miliar dari 2018 sebesar Rp639,24 miliar. Total aset Superkrane pun mencapai Rp1,67 triliun pada 2019 dari sebelumnya Rp1,58 triliun.