Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir ke zona merah dan melemah pada awal perdagangan hari ini, Jumat (24/4/2020).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan IHSG terpantau melemah 0,64 persen atau 29,46 poin ke level 4.564,09 pada pukul 09.12 WIB dari level penutupan sebelumnya.
Pada perdagangan Kamis (23/4/2020), IHSG mampu ditutup di level 4.593,55 dengan kenaikan 0,57 persen atau 25,99 poin.
Indeks mulai tergelincir dari penguatannya dengan dibuka turun 0,17 persen atau 7,85 poin ke level 4.585,71 pada Jumat (24/4). Sepanjang perdagangan pagi ini, indeks bergerak dalam kisaran 4.562,94 - 4.593,83.
Sebanyak 7 dari 10 sektor dalam IHSG bergerak negatif, dipimpin aneka industri (-1,33 persen) dan finansial (+1,05 persen). Tiga sektor lainnya bergerak positif, dipimpin infrastruktur (+0,59 persen). Adapun, sebanyak 75 saham menguat, 149 saham melemah, dan 89 saham bergerak stagnan.
Institution Research Team MNC Sekuritas memprediksi IHSG akan bergerak cenderung terkoreksi. Posisi IHSG diperkirakan sedang berada di wave 2 pada skenario biru atau bagian wave B pada skenario merah.
“Pergerakan IHSG kami perkirakan akan terkoreksi terlebih dahulu dalam waktu dekat, meskipun IHSG memiliki potensi upside untuk membentuk wave 2 ke arah 4.747 sekaligus menguji level resistance-nya,” tulis tim Institution Research Team MNC Sekuritas dalam riset harian.
Setelah terkonfirmasi membentuk wave 2, IHSG diperkirakan selanjutnya akan cenderung terkoreksi ke arah 4.150—4.300. Level support diperkirakan 4.540 dan 4.350 sementara resistance 4.620 dan 4.747.
Bersama IHSG, indeks saham lain di Asia mayoritas juga bergerak di zona merah, di antaranya indeks Nikkei 225 Jepang (-0,95 persen), Hang Seng Hong Kong (-0,63 persen), dan Kospi Korea Selatan (-0,62 persen).
Di China, indeks saham acuan Shanghai Composite dan CSI 300 China terkoreksi 0,49 persen dan 0,46 persen masing-masing. Adapun, indeks Taiex Taiwan turun 0,18 persen.
Bursa saham Asia tergelincir ke zona merah saat investor mencermati tanda-tanda progres dalam perang melawan virus corona (Covid-19) dan data-data yang menunjukkan dampak pandemi ini terhadap ekonomi.
Baik indeks S&P 500 maupun indeks Nasdaq Composite di bursa Wall Street AS mengakhiri pergerakannya di wilayah negatif pada perdagangan Kamis (23/4/2020), menyusul kabar bahwa obat virus corona yang tengah diuji menunjukkan hasil yang buruk dalam sebuah tes.
Mengutip draft dokumen yang diterbitkan secara tidak sengaja oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Financial Times melaporkan bahwa obat Covid-19, Remdesivir, yang diproduksi Gilead Sciences Inc. gagal dalam uji klinis acak pertama. Namun, perusahaan membantah hasil tersebut.
Sebelum berbalik turun, Wall Street sempat menguat meskipun klaim pengangguran awal AS dilaporkan melonjak 4,4 juta pekan lalu. Total warga AS yang kehilangan pekerjaan kini melebihi 26 juta orang akibat dampak shutdown perekonomian yang dipicu oleh pandemi Covid-19.
“Ada daftar panjang data yang cukup mengejutkan, hanya dalam 24 jam terakhir,” ujar Nerida Cole, managing director di Dixon Advisory, dikutip melalui Bloomberg.
“Perhitungan pasar tentu saja berada di sisi optimistis bahwa itu akan menjadi jalan keluar dari krisis [Covid-19) dan di situlah investor perlu sangat berhati-hati,” sambungnya.