Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Ekonomi AS Memberikan Sinyal Perbaikan, Wall Street Menguat

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average terpantau menguat 0,81 persen atau 191,12 poin ke level 23.666,94, sedangkan indeks S&P 500 mengua t0,87 persen atau 24,23 poin ke level 2.823,54 dan indeks Nasdaq menguat 0,99 persen ke level 8.579,52.
Pedagang bekerja di lantai bursa New York Stock Exchange./ Michael Nagle - Bloomberg
Pedagang bekerja di lantai bursa New York Stock Exchange./ Michael Nagle - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat melanjutkan penguatan di hari kedua karena investor menimbang data ekonomi dan kinerja perusahaan untuk menentukan dampak virus corona terhadap pertumbuhan global.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average terpantau menguat 0,81 persen atau 191,12 poin ke level 23.666,94, sedangkan indeks S&P 500 menguat 0,87 persen atau 24,23 poin ke level 2.823,54. dan indeks Nasdaq menguat 0,99 persen ke level 8.579,52.

Indeks menguat setelah klaim pengangguran melonjak sebesar 4,4 juta pekan lalu, sedikit lebih rendah dari perkiraan analis. Total pekerjaan yang hilang sekarang melebihi 26 juta orang.

Angka aktivitas manufaktur sektor swasta melampaui estimasi, meskipun menunjukkan kontraksi yang dalam. Di sisi pendapatan, saham CSX menguat setelah operator kereta api tersebut mencatat kinerja di atas estimasi, sementara produsen chip Lam Research dan Seagate melemah.

“Data yang keluar saat ini, sejujurnya, tidak berarti. Dan sebagai konsekuensinya, sebagai investor, Anda hampir memiliki kebebasan untuk merespons pasar terhadap pembukaan ekonomi kembali,” ungkap Greg Peters, kepala multi-sektor dan analis PGIM, seperti dikutip Bloomberg.

Sebelumnya, investor mengabaikan data yang menunjukkan aktivitas sektor swasta di zona euro jatuh jauh lebih banyak daripada yang diperkirakan para ekonom. Credit Suisse Group AG tergelincir setelah merilis laporan keuangan kuartal pertama.

Minyak mentah berjangka melonjak untuk hari kedua meskipun pasokan berlebih masih membanjiri pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper