Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Walaupun Laba Turun, Saham Charoen Pokphand (CPIN) Menanjak 5,35 Persen

Sampai dengan pukul 11:30 WIB, saham CPIN mampu menguat 5,35 persen atau 220 poin ke level Rp4.330.
Presiden Direktur PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Tjiu Thomas Effendy (kedua kanan) menjawab pertanyaan wartawan usai rapat umum pemegang saham perseroan, di Jakarta, Kamis (23/5/2019)./Bisnis-Endang Muchtar
Presiden Direktur PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Tjiu Thomas Effendy (kedua kanan) menjawab pertanyaan wartawan usai rapat umum pemegang saham perseroan, di Jakarta, Kamis (23/5/2019)./Bisnis-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA - Kendati membukukan penurunan laba bersih, saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. masih bergerak di zona hijau pada sesi pertama perdagangan, Kamis (23/4/2020).

Laju saham perseroan langsung menguat 60 poin ke level Rp4.170 saat pembukaan, dan bertahan di zona hijau hingga sesi penutupan. Sampai dengan pukul 11:30 WIB, saham CPIN mampu menguat 5,35 persen atau 220 poin ke level Rp4.330.

Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp71 triliun, dengan price to earning ratio (PER) 20,72 kali. Dalam sebulan terakhir harga menguat 13,05 persen, tetapi masih tersungkur 33,38 persen sepanjang tahun berjalan.

Adapun, sembilan dari sepuluh sektor yang membentuk IHSG saham terpantau menguat hingga pukul 11:30 WIB. Sektor saham industri dasar menjadi pendorong penguatan utama laju IHSG dengan menguat 2,18 persen.

Saham-saham sektor perunggasan terpantau menguat signifikan sepanjang sesi pertama perdagangan I. Selain CPIN, saham PT Malindo Feedmill Tbk. (MAIN) menguat 10,00 persen atau 55 poin ke level Rp605.

Saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) juga tidak ketinggalan dengan penguatan 3,89 persen atau 35 poin ke level Rp935.

Berdasarkan laporan keuangan 2019 yang dipublikasikan Kamis (23/4/2020), Charoen Pokphand melaporkan penjualan bersih Rp58,63 triliun pada 2019. Posisi itu naik 8,67 persen dibandingkan dengan Rp53,95 triliun per 31 Desember 2018.

Namun, beban pokok penjualan perseroan naik lebih tinggi secara year on year (yoy). Emiten berkode saham CPIN itu mengeluarkan Rp50,53 triliun pada 2019 atau naik 12,75 persen dibandingkan dengan Rp44,82 triliun tahun sebelumnya.

Kenaikan beban pokok penjualan yang lebih besar membuat laba kotor perseroan turun 11,37 persen secara yoy menjadi Rp8,09 triliun pada 2019. Tahun sebelumnya, CPIN masih mampu membukukan laba kotor Rp9,13 triliun.

Sementara itu, laba usaha perseroan juga menyusut 23,97 persen secara tahunan pada 2019. Pos keuntungan yang timbul dari perubahan nilai wajar aset biologis susut dari Rp10,58 miliar pada 2018 menjadi Rp3,66 miliar tahun lalu.

Salah satu kenaikan signifikan yang menekan laba usaha perseroan yakni beban operasi lainnya. Pos itu naik dari Rp123,72 miliar pada 2018 menjadi Rp580,63 miliar per 31 Desember 2019.

Pada 2019, CPIN juga mengantongi laba selisih kurs Rp60,23 miliar. Posisi itu berbalik dari rugi kurs Rp144,78 miliar periode 2018.

Dengan demikian, CPIN mengantongi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk Rp3,63 triliun pada 2019. Posisi itu turun 20,20 persen dibandingkan dengan Rp4,55 triliun per 31 Desember 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper