Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aksi Jual Asing Rontokkan IHSG Awal Pekan, BBCA Paling Terdampak

Indeks harus puas ditutup dengan koreksi 58,916 poin atau 1,27 persen ke level 4.575,905 pada akhir sesi, Senin (20/4/2020), setelah menghijau pada sesi I.
Pengunjung memotret layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung memotret layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Aksi jual investor asing menekan laju indeks harga saham perdagangan pada sesi perdagangan awal pekan, Senin (20/4/2020).

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis.com, indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif sepanjang sesi, Senin (20/4/2020). Pergerakan indeks sempat memasuki zona hijau dengan menyentuh level resistan 4.669,542 hingga penutupan sesi pertama.

Akan tetapi, laju IHSG ambles pada sesi kedua perdagangan. Indeks harus puas ditutup dengan koreksi 58,916 poin atau 1,27 persen ke level 4.575,905 pada akhir sesi, Senin (20/4/2020).

Pergerakan IHSG malah terjun bebas usai Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi dalam negeri pada kuartal I/2020 sebesar Rp210,07 triliun. Nilai itu naik 8 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019.

Sektor saham properti menjadi penekan utama IHSG dengan koreksi 2,82 persen. Selanjutnya, sektor saham infrastruktur menempati urutan kedua dengan 2,06 persen.

Total nilai transaksi di pasar reguler, tunai, dan negosiasis senilai Rp5,41 triliun. Sebanyak 133 saham menguat, 271 saham melemah, dan 128 stagnan.

Sementara itu, investor asing tercatat mencetak net sell atau jual bersih senilai Rp572,96 miliar. Secara year to date (ytd), total net sell asing di seluruh pasar mencapai Rp15,47 triliun.

PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menjadi sasaran utama aksi jual asing pada sesi, Senin (20/4/2020). Tercatat, investor asing net sell senilai Rp139,9 miliar dan saham perbankan itu ambles 1,29 persen ke level Rp26.775 saat penutupan perdagangan.

Data menunjukkan BBCA masih menjadi sasaran utama aksi jual investor asing hingga penutupan, Senin (20/4/2020). Total net sell investor asing di emiten Grup Djarum itu mencapai Rp4,3 triliun secara ytd.

Kendati demikian, BBCA tidak sendirian. Dua bank berkapitalisasi jumbo lainnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) juga mengalami kondisi serupa.

Investor asing tercatat mencetak net sell Rp3 triliun di saham BBRI dan Rp2,2 triliun di saham BBNI.

Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menjelaskan bahwa IHSG sempat menguat terbatas. Namun, pergerakan indeks tertahan oleh MA 10 dengan volume yang terbilang rendah pada perdagangan sesi 2.

“Mayoritas saham kapitalisasi besar juga diperdagangkan dengan volume rendah, sehingga nilai tading hari ini terbilang kecil. Pada sesi 2, IHSG terkoreksi cukup dalam dibandingkan dengan sesi 1 sejalan dengan pergerakan net sell asing yang terbilang cukup deras pada sesi 2,” jelasnya kepada Bisnis, Senin (20/4/2020).

Hendriko memperkirakan aliran net sell investor asing menjadi respons atas potensi perlambatan ekonomi yang terdampak penyebaran virus COVID-19. Akibatnya, net sell terus berlanjut secara konsisten sejak Februari 2020.

Dia memproyeksikan IHSG masih akan mengalami tekanan pada sesi perdagangan, Selasa (21/4/2020). Indeks diperkirakan akan bergerak dengan level support 4.500 dan resistan 4.600—4.650.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper