Bisnis.com, JAKARTA - Aksi jual investor asing menekan laju indeks harga saham perdagangan pada sesi perdagangan awal pekan, Senin (20/4/2020).
Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis.com, indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif sepanjang sesi, Senin (20/4/2020). Pergerakan indeks sempat memasuki zona hijau dengan menyentuh level resistan 4.669,542 hingga penutupan sesi pertama.
Akan tetapi, laju IHSG ambles pada sesi kedua perdagangan. Indeks harus puas ditutup dengan koreksi 58,916 poin atau 1,27 persen ke level 4.575,905 pada akhir sesi, Senin (20/4/2020).
Pergerakan IHSG malah terjun bebas usai Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi dalam negeri pada kuartal I/2020 sebesar Rp210,07 triliun. Nilai itu naik 8 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019.
Sektor saham properti menjadi penekan utama IHSG dengan koreksi 2,82 persen. Selanjutnya, sektor saham infrastruktur menempati urutan kedua dengan 2,06 persen.
Total nilai transaksi di pasar reguler, tunai, dan negosiasis senilai Rp5,41 triliun. Sebanyak 133 saham menguat, 271 saham melemah, dan 128 stagnan.
Baca Juga
Sementara itu, investor asing tercatat mencetak net sell atau jual bersih senilai Rp572,96 miliar. Secara year to date (ytd), total net sell asing di seluruh pasar mencapai Rp15,47 triliun.
PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menjadi sasaran utama aksi jual asing pada sesi, Senin (20/4/2020). Tercatat, investor asing net sell senilai Rp139,9 miliar dan saham perbankan itu ambles 1,29 persen ke level Rp26.775 saat penutupan perdagangan.
Data menunjukkan BBCA masih menjadi sasaran utama aksi jual investor asing hingga penutupan, Senin (20/4/2020). Total net sell investor asing di emiten Grup Djarum itu mencapai Rp4,3 triliun secara ytd.
Kendati demikian, BBCA tidak sendirian. Dua bank berkapitalisasi jumbo lainnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) juga mengalami kondisi serupa.
Investor asing tercatat mencetak net sell Rp3 triliun di saham BBRI dan Rp2,2 triliun di saham BBNI.
Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menjelaskan bahwa IHSG sempat menguat terbatas. Namun, pergerakan indeks tertahan oleh MA 10 dengan volume yang terbilang rendah pada perdagangan sesi 2.
“Mayoritas saham kapitalisasi besar juga diperdagangkan dengan volume rendah, sehingga nilai tading hari ini terbilang kecil. Pada sesi 2, IHSG terkoreksi cukup dalam dibandingkan dengan sesi 1 sejalan dengan pergerakan net sell asing yang terbilang cukup deras pada sesi 2,” jelasnya kepada Bisnis, Senin (20/4/2020).
Hendriko memperkirakan aliran net sell investor asing menjadi respons atas potensi perlambatan ekonomi yang terdampak penyebaran virus COVID-19. Akibatnya, net sell terus berlanjut secara konsisten sejak Februari 2020.
Dia memproyeksikan IHSG masih akan mengalami tekanan pada sesi perdagangan, Selasa (21/4/2020). Indeks diperkirakan akan bergerak dengan level support 4.500 dan resistan 4.600—4.650.