Bisnis.com, JAKARTA - Produsen minyak utama dunia melakukan kesepakatan bersejarah untuk memangkas produksi minyak dunia mendekati hampir 10 juta barel per hari yang sekaligus mengakhiri perang harga antara Arab Saudi dan Rusia.
Setelah melakukan panggilan dan konferensi video secara maraton selama sepekan, para menteri dari negara OPEC+ dan G20 akhirnya menghasilkan kesepakatan untuk mengatasi dampak pandemi COVID-19 terhadap permintaan minyak. OPEC+ akan memangkas produksi 9,7 juta barel per hari atau sedikit di bawah proposal awal 10 juta barel per hari.
"Saya sangat senang dengan kesepakatan itu,” ujar Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman dilansir melalui Bloomberg, Senin (13/4/2020).
Perjanjian itu mengakhiri bulan penuh gejolak ketika harga minyak mentah Brent jatuh ke level terendah dalam hampir dua dekade terakhir di US$20 per barel. Padahal, awal tahun ini harga masih diperdagangkan di atas US$70 per barel.
COVID-19 melumpuhkan sejumlah perjalanan udara dan darat, permintaan bahan bakar minyak (BBM), bahan bakar jet serta diesel. Kondisi itu menekan industri Amerika Serikat (AS), stabilitas negara yang bergantung kepada minyak, dan mengganggu aliran petrodolar di tengah kondisi ekonomi global yang sedang sakit.
AS, Brasil, dan Kanada akan menyumbang pemangkasan 3,7 juta barel untuk pemangkasan produksi. Sementara itu, negara-negara G20 lainnya akan berkontribusi 1,3 juta barel.
Baca Juga
Kendati demikian, Bloomberg mencatat kesepakatan itu belum mengangkat harga minyak. Pasalnya, pemangkasan pasokan tidak akan mengurangi kelebihan yang terus bertambah karena COVID-19 mematikan ekonomi global.
Akibatnya, harga minyak mentah Brent diperdagangkan 0,2 persen lebih rendah di London.