Bisnis.com, JAKARTA – PT Adhi Karya (Persero) Tbk. akan menggenjot pengerjaan proyek dari kontrak yang dihadapi atau order book untuk menjaga produksi tetap berjalan di tahun ini.
Sepanjang kuartal I/2020, perseroan membukukan kontrak baru senilai Rp2,5 triliun. Perolehan ini relatif sejalan dengan target perseroan untuk 3 bulan pertama tahun ini senilai Rp2,4 triliun.
Meski begitu, Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Parwanto Noegroho mengatakan bahwa pada kuartal I/2020, terjadi sejumlah penundaan proses kontrak. Umumnya, penundaan terjadi pada kontrak dari perusahaan swasta.
Parwanto mengatakan bahwa perseroan telah menyiapkan sejumlah strategi alternatif untuk mengantisipasi potensi mandeknya kontrak baru pada tahun ini. Salah satu dengan memaksimalkan kontrak carry over atau bawaan dari tahun lalu.
“Kami memiliki kontrak carry over dari tahun sebelumnya sebesar Rp31,6 triliun, ditambah kontrak baru sampai dengan Maret sebesar Rp2,5 triliun, sehingga order book saat ini Rp34,1 triliun. Carry over masih bisa dimaksimalkan,” jelasnya kepada Bisnis, Kamis (9/4/2020).
Dia mengatakan total kontrak yang dihadapi tersebut memiliki periode pengerjaan yang bervariasi. Namun, rata-rata kontrak itu memiliki jangka waktu hingga tahun depan atau 2021. Adapun, untuk kontrak jangka yang dapat diselesaikan pada tahun ini mencapai hampir separuhnya.
“Kami perkirakan dapat diserap sekitar Rp12 triliun pada tahun ini,” ujarnya.
Ke depan, perseroan belum dapat memprediksi seberapa besar potensi kontrak yang bisa tertunda atau dibatalkan pada 2020. Perseroan, lanjutnya, masih mengkaji sejumlah skenario yang dapat terjadi di tengah pandemi virus corona ini.
Sepanjang 3 bulan pertama tahun ini, perolehan kontrak perseroan lebih banyak ditopang segmen konstruksi & energi yang mencapai 94 persen. Sementara itu, segmen properti berkontribusi 5 persen, sedangkan bisnis lainnya sekitar 1 persen.
Berdasarkan tipe pekerjaannya, perolehan kontrak baru terdiri dari proyek gedung sebesar 26 persen, jalan dan jembatan sebesar 7 persen, serta proyek Infrastruktur lainnya seperti pembuatan bendungan, bandara, jalan kereta api, dan proyek-proyek EPC sebesar 67 persen.
Sementara itu, berdasarkan segmentasi sumber dananya, realisasi kontrak baru Adhi Karya terdiri dari pemerintah sebesar 70 persen, BUMN sebesar 19 persen, dan swasta/lainnya sebesar 11 persen.