Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pelayaran PT Temas Tbk. (TMAS) menorehkan kinerja cukup memuaskan sepanjang 2019. Perseroan melaporkan kenaikan pada pos pendapatan dan laba.
Berdasarkan publikasi laporan keuangan, Selasa (7/4/2020), perseroan mencetak pendapatan jasa bersih sebesar 8,18 persen menjadi Rp2,51 triliun.
Kenaikan pendapatan disumbangkan dari seluruh sektor jasa. TMAS menorehkan pendapatan jasa pelayaran sebesar Rp1,68 triliun, naik dibandingkan dengan angka tahun 2018 sebesar Rp1,57 triliun.
Dari jasa bongkar muat, TMAS juga mencetak pertumbuhan 5,2 persen. Pada 2019, penerimaan TMAS dari sektor ini sebesar Rp921,71 miliar berbanding Rp875,5 miliar pada 2018.
Seiring dengan kenaikan penerimaan, perseroan juga turut menikmati pertumbuhan laba bersih. Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk adalah sebesar Rp93 miliar, atau naik 169,7 persen dibandingkan dengan tahun 2018 senilai Rp34,48 miliar.
Adapun, kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi atau belanja modal (capital expenditure/capex) turut naik menjadi Rp58,5 miliar dari posisi tahun 2018 senilai Rp30,95 miliar.
Di sisi lain, TMAS juga mencatatkan kenaikan liabilitas. Utang jangka pendek perusahaan naik dari Rp159,85 miliar pada 2018 menjadi Rp302,78 miliar.
Kenaikan utang ini salah satunya disumbangkan oleh pengambilan kredit dan Bank Central Asia (BCA). Perusahaan menerima fasilitas kredit modal kerja berulang dari BCA dengan pinjaman Rp292,4 miliar.
Selain itu, utang usaha juga mengalami kenaikan dari Rp221,5 miliar pada 2018 menjadi Rp275,06 miliar pada 2019. Utang berdenominasi rupiah dan dolar AS masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 19,5 persen dan 61 persen. Utang rupiah TMAS berjumlah Rp214,52 miliar dan utang dolar AS sebesar Rp51,45 miliar.
Sementara itu, liabilitas jangka panjang TMAS naik 35,63 persen menjadi Rp1,1 triliun pada 2019 dari Rp811,67 miliar di 2018. Kenaikan liabilitas disebabkan oleh utang bank jangka panjang yang juga didapat dari BCA sebesar Rp524,29 miliar.