Bisnis.com, JAKARTA – Pasar saham global melemah pada perdagangan siang ini, Jumat (3/4/2020), menjelang rilis laporan pekerjaan di Amerika Serikat yang dapat menunjukkan skala dampak wabah penyakit virus corona (Covid-19) terhadap negeri berkekuatan ekonomi terbesar di dunia tersebut.
Berdasarkan data Bloomberg, futures pada indeks S&P 500 melorot 1,1 persen pada pukul 7.28 pagi waktu London (pukul 13.28 siang WIB), setelah indeks saham acuan S&P naik tajam 2,3 persen pada perdagangan Kamis (2/4/2020).
Pada saat yang sama, futures Euro Stoxx 50 melemah 0,5 persen, indeks Topix Jepang terkoreksi 0,4 persen, dan indeks MSCI Asia Pacific turun 0,5 persen.
Dengan masa penutupan mobilisasi masyarakat (lockdown) diperkirakan berlaku lebih panjang oleh banyak pemerintahan di dunia, data ekonomi menunjukkan skala keparahan dampak wabah virus mematikan ini.
Hampir 10 juta orang di AS telah kehilangan pekerjaan dalam dua pekan terakhir. Menurut data Departemen Tenaga Kerja AS, jumlah pengajuan klaim pengangguran mencapai rekor 6,65 juta orang dalam pekan yang berakhir pada 28 Maret.
Ini disebabkan banyaknya toko dan restoran yang terpaksa tutup guna membendung penyebaran virus tersebut. Sementara itu, jumlah pengajuan klaim pada pekan sebelumnya direvisi naik menjadi 3,31 juta.
Baca Juga
Jumlah klaim gabungan sebesar 9,96 juta dalam dua pekan terakhir sebanding dengan total pada 6,5 bulan pertama resesi 2007-2009.
Rekor jumlah klaim yang tercatat pada pekan hingga 28 Maret bahkan lebih buruk dari estimasi paling parah oleh sejumlah ekonom dalam survei Bloomberg.
“Saya tidak pernah berpikir akan melihat data seperti itu dalam hidup saya sebagai ekonom,” ungkap Thomas Costerg dari Pictet Wealth Management, yang memiliki perkiraan tertinggi dalam survei Bloomberg, yakni 6,5 juta.
“Klaim [pengangguran] cenderung tetap tinggi karena lebih banyak negara bagian mengumumkan perintah untuk tinggal di rumah,” tambahnya.
Data klaim mingguan menggarisbawahi sejauh mana perusahaan dan pekerja di AS terguncang oleh krisis kesehatan global. Pasar selanjutnya menantikan rilis laporan ketenagakerjaan untuk bulan Maret.
“Kita tidak akan mengalami pemulihan nyata di pasar sampai apa yang kita pikir telah mencapai puncak dalam jumlah infeksi dan kematian,” ujar Stephen Dover, kepala ekuitas di Franklin Templeton.
“Kita akan terus melihat volatilitas yang sangat luas sampai kita dapat mengatasi ketidakpastian ini,” tambahnya, seperti dilansir dari Bloomberg.
American Airlines Group Inc. dikabarkan akan mengurangi penerbangan internasional hingga akhir Agustus saat pandemi ini menghantam permintaan untuk melakukan perjalanan selama musim panas yang biasanya ramai.
Sementara itu, Banco Santander SA akan membatalkan pembayaran dividen 2019 final serta menunda semua pembayaran untuk tahun ini sampai ada kejelasan lebih lanjut mengenai dampak ekonomi.