Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KABAR EMITEN: Awan Mendung Emiten Batu Bara, Barang Konsumsi Tetap Dicari

Berita tekanan bagi emiten batu bara dari risiko volatilitas dan penurunan permintaan di tengah pandemi virus corona, salah satunya, menjadi sorotan halaman Market harian Bisnis Indonesia, Jumat (3/4/2020).
Teknisi beraktivitas di dekat pesawat Boeing 737 Max 8 milik Garuda Indonesia, di Garuda Maintenance Facility AeroAsia, bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (13/3/2019)./Reuters-Willy Kurniawan
Teknisi beraktivitas di dekat pesawat Boeing 737 Max 8 milik Garuda Indonesia, di Garuda Maintenance Facility AeroAsia, bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (13/3/2019)./Reuters-Willy Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – Berita tekanan bagi emiten batu bara dari risiko volatilitas dan penurunan permintaan di tengah pandemi virus corona, salah satunya, menjadi sorotan halaman Market harian Bisnis Indonesia, Jumat (3/4/2020).

Berikut rincian sejumlah topik utamanya:

Awan Mendung Emiten Batu Bara. Di tengah risiko volatilitas harga dan penurunan permintaan akibat ekonomi global yang loyo tersengat virus corona, emiten pertambangan batu bara harus mencari akal untuk memacu penjualan pada 2020.

Barang Konsumsi Tetap Dicari. Kinerja saham-saham barang konsumsi di tengah pandemi menjadi yang paling minim koreksinya dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya. Namun, potensi penurunan daya beli patut diwaspadai.

Berdasarkan data PT Bursa Efek Indonesia, kinerja Indeks Sektor Barang Konsumsi turun -19,17% sepanjang Q1/2020. Di posisi kedua ada Indeks Sektor Perdagangan, Jasa, dan Investasi yang terkoreksi -21,77%, diikuti Indeks Sektor Pertambangan (-23,54%), Indeks Sektor Finansial (26,94%), dan Indeks Sektor Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi (29,20%).

BEI Siapkan Relaksasi untuk Anggota Bursa. PT Bursa Efek Indonesia tengah memantau kinerja dan menyiapkan relaksasi bagi para anggota bursa yang memiliki rata-rata modal kerja bersih disesuaikan di bawah Rp30 miliar atau mendekati batas minimum yang dipersyaratkan.

Rugi GIAA Karena Corona. Maskapai nasional PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. diprediksi merugi hingga US$106,6 juta pada tahun ini karena dampak penyebaran wabah virus corona baru atau COVID-19

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper