Bisnis.com, JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan perusahan di bawahnya harus punya arah dan kepastian jelas. Pasalnya, perusahaan global pasti jauh lebih efisien ke depan.
"Perusahaan dari berbagai negara arahnya akan lebih efisien. Karena itu, BUMN harus turut melakukannya sesuai perubahan global," paparnya.
Menurutnya, Kementerian BUMN saat ini memiliki 27 klaster bisnis. Dengan penyesuaian suplai chain dan bisnisnya, akan dicoba efisiensi sampai menjadi 14 klaster. Hal ini masih dalam proses, sehingga nantinya masing-masing Wakil Menteri BUMN membawahi 7 sampai dengan 8 klaster.
"Jadi kita rampingkan, hampir cut hingga 50 persen," ujarnya.
Proses perampingan masing-masing perusahaan akan bergantung terhadap diskusi dan review dengan konsultan pendampingnya. Pembahasan meliputi lini-lini bisnis apa saja yang bisa diefesisiensikan.
Menurut Erick, saat ini cashflow perusahaan sangat penting, apalagi dengan adanya tantangan Covid-19. Oleh karena itu, BUMN harus efisiensi, tidak hanya bicara size yang ternyata kurang sehat.
Baca Juga
Sebagai informasi, Kementerian BUMN menggelar konferensi pers mengenai rencana perampingan entitas perusahaan pelat merah pada Jumat (3/4/2020).
Pertemuan via zoom dengan topik Rasionalisasi Anak/Cucu Perusahan BUMN itu dihadiri oleh Menteri BUMN Erick Thohir, Wakil Menteri I KBUMN Budi Gunadi Sadikin, Wakil Menteri 2 KBUMN Kartiko Wirjoatmodjo, Sekretaris Menteri BUMN Susyanto.
Selanjutnya, Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Ririek Adriansyah, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, dan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra.
Erick juga berkomitmen meskipun ada rasionalisasi atau perampingan BUMN, tidak akan ada pemecatan karyawan. Pasalnya, banyak juga yang anak usaha yang sebenarnya bisa digabungkan.
"Misalnya Garuda Tauberes, ini kan bisnis online daripada kargo, kenapa mesti spin off lagi, padahal kan sudah ada bisnis kargo," imbuhnya.
Dalam rapat sebelumnya, telah disampaikan pemerintah mendorong PT Pertamina (Persero) untuk merestrukturisasi keuangan Tuban Petro dan PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI).
Hal ini diiringi dengan percepatan implementasi mandat biodiesel 30 persen alias B30 dan percepatan pembangunan kilang-kilang.
Dari sisi Kementerian BUMN, Ercik tengah mendorong Pertamina untuk melakukan konsolidasi anak usaha agar lebih efisien. Tujuan besar yang dilakukan terhadap pertamina adalah untuk menekan impor bahan bakar minyak (BBM).
Dia mengatakan Kementerian BUMN juga telah mendorong Pertamina untuk masuk ke pasar mobil listrik. Hal itu akan bakal diprakarsai melalui kerja sama dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Indonesia Asahan Alumunium.
“Saya tidak mau masing-masing BUMN ciptakan teknologi yang ujungnya mangkrak, kenapa tidak disatukan saja? Seperti hari ini kita sudah rapat antara Telkom, PLN, Inalum, Pertamina, bagaimana percepatan EV [electronic vehicle/ kendaraan listrik]. Duduk bersama, cari teknologi terbaik, itu yang kita invest,” katanya, Rabu (26/2/2020).
Pemerintah tengah menggodok rencana aksi untuk mengembangkan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., salah satunya restrukturisasi utang.
Hal ini juga akan diikuti dengan rencana perampingan struktur anak dan cucu perusahaan dan membuat kembali model bisnis yang sehat untuk perusahaan itu.
“Kita lakukan segala efisiensi ini, dan memastikan remodeling bisnis yang sehat buat Garuda. Saat ini, Garuda dalam tekenan yang luar biasa karena utangnya jatuh tempo. Tapi kami pastikan kami akan restrukturisasi, akan ada jalan keluar supaya sehat,” jelasnya.