Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aksi Jual Emas Masih Terjadi, Bagaimana Prospek Jangka Pendek?

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Rabu (1/4/2020) pukul 8.03 WIB, harga emas berjangka kontrak Juni 2020 di bursa Comex terkoreksi 0,03 ke level US$1.596,1 per troy ounce. Sementara itu, harga emas di pasar spot berada di posisi US$1.581,2 per troy ounce, meningkat 0,26 persen.
Seorang karyawan memegang beberapa butiran emas di Perth Mint Refiner./ Carla Gottgens - Bloomberg
Seorang karyawan memegang beberapa butiran emas di Perth Mint Refiner./ Carla Gottgens - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Aksi melikuidasi emas menjadi dolar AS oleh investor kembali terjadi di pasar. Emas yang berhasil kembali ke posisi US$1.600 per troy ounce kini berpotensi terdepak dari kisaran level tersebut

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Rabu (1/4/2020) pukul 8.03 WIB, harga emas berjangka kontrak Juni 2020 di bursa Comex terkoreksi 0,03 ke level US$1.596,1 per troy ounce. Sementara itu, harga emas di pasar spot berada di posisi US$1.581,2 per troy ounce, meningkat 0,26 persen.

Dalam perdagangan yang sama, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama terkoreksi 0,04 persen ke level 99,009.

Ekonom Oversea-Chinese Banking Corp Howie Lee mengatakan bahwa aksi likuidasi oleh investor kemungkinan akan menjadi fokus utama pasar dalam beberapa perdagangan ke depan, meskipun stimulus jumbo dari AS telah digelontorkan untuk menjaga likuiditas greenback.

“Mirip dengan apa yang kita lihat pada awal Maret, investor mungkin akan menguangkan kepemilikan emasnya dan mendorong harga emas jatuh di bawah harga yang seharusnya terjadi di saat kondisi makro dipenuhi ketidakpastian,” ujar Howie seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (31/3/2020).

Selain itu, Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan bahwa harga emas bergerak dalam tekanan juga disebabkan oleh pengumuman dari bank sentral Rusia, yang menghentikan pembelian emas domestik mulai bulan depan.

Untuk diketahui, pembelian tanpa henti emas oleh Rusia dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi salah satu pilar yang mendukung harga emas di pasar. Pemberhentian pembelian tersebut akan menjadi sentimen negatif karena pasar kehilangan pembeli emas fisik terbesar dunia.

Saat ini, kepemilikan emas moneter oleh Bank sentral Rusia naik menjadi 73,6 juta troy ounce pada akhir Februari, yang bernilai US$119,8 miliar.

“Namun, penurunan berpotensi terbatas jika perilisan data ekonomi AS seperti Chicago PMI dan CB Consumer Confidence AS hasilnya pesimis dan memicu pelemahan dolar AS,” ujar Faisyal seperti dikutip dari publikasi risetnya, Selasa (31/3/2020).

Dia memproyeksi level support terdekat emas berada di US$1.608 per troy ounce dan menembus ke bawah dari level tersebut berpeluang memicu penurunan lanjutan ke US$1.600 sebelum membidik support kuat di US$1.590 per troy ounce.

Sementara itu. jika bergerak naik, level resisten terdekat emas berada di US$1.620 dan menembus ke atas dari level tersebut berpeluang memicu kenaikan lanjutan ke US$1.628 per troy ounce, sebelum menargetkan resisten kuat di US$1.638 per troy ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper