Bisnis.com, JAKARTA – Emiten rokok PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. hanya mampu membukukan pertumbuhan tipis dari sisi laba bersih sebesar 1,35 persen sepanjang tahun 2019
Berdasarkan publikasi laporan keuangan perseroan per 31 Desember 2019 di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (30/3/2020), laba bersih perseroan naik menjadi Rp13,72 triliun dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp13,54 triliun.
Namun kenaikan laba bersih ini tidak diimbangi dengan peningkatan dari sisi penjualan bersih. Sepanjang 2019, omzet perseroan menurun tipis 0,64 persen, dari Rp106,74 triliun menjadi Rp106,05 triliun.
Penjualan untuk pasar lokal masih mendominasi penjualan bersih perseroan dengan persentase hingga 99,15 persen dari total omzet. Sementara, mayoritas pendapatan berasal dari penjualan sigaret kretek mesin di pasar lokal.
Adapun, produsen rokok Dji Sam Soe tersebut berhasil menekan beban pokok penjualan hingga 1,62 persen menjadi Rp79,93 triliun dibarengi dengan kenaikan penghasilan keuangan yang melonjak 19,41 persen menjadi Rp1,2 triliun.
Meski begitu, beban penjualan perseroan juga meningkat pada tahun 2019 ini dengan kenaikan sebesar 5,15 persen menjadi Rp6,62 triliun.
Baca Juga
Sehingga, laba per saham atau earning per share yang akan dibagikan perseroan naik 1,72 persen dari posisi Rp116 pada tahun 2018 menjadi Rp118 pada tahun 2019.
Menariknya, liabilitas emiten berkode saham HMSP ini meningkat drastis 35,39 persen menjadi Rp15,22 triliun, dibandingkan periode tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp11,24 triliun.
Dikutip dari surat nomor 029/CLD/HMS/III/2020 yang ditandatangani sekretaris perusahaan Bambang Priambodo, kenaikan ini terutama disebabkan oleh peningkatan utang cukai sebesar Rp2,8 triliun terkait restorasi fasilitas penundaan pembayaran atas pembelian pita cukai pada akhir tahun.
Perseroan juga melaporkan pihaknya memiliki utang pajak sebesar Rp0,7 triliun dan utang usaha sebesar Rp0,4 triliun.
Di samping itu, total ekuitas perseroan juga meningkat 0,91 persen menjadi Rp35,68 triliun, diikuti dengan peningkatan total aset sebesar Rp50,9 triliun, naik 9,23 persen dibanding periode tahun sebelumnya.
Terakhir, kas setara kas akhir tahun perseroan membumbung 21,3 persen ke posisi Rp18,82 triliun, dikarenakan adanya kenaikan bersih kas dan setara kas sebesar Rp3,3 triliun.