Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penerbitan Sukuk Dunia Diprediksi Bertumbuh Pada 2020

Menurut laporan dari Moody’s Investors Service yang dirilis pada Kamis (26/3/2020), penerbitan sukuk secara global diprediksi akan menyentuh angka US$75 miliar, meningkat dibandingkan 2019.
Moody's Investor Service/Bloomberg
Moody's Investor Service/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Penerbitan sukuk global pada 2020 diperkirakan akan mengalami kenaikan dibandingkan tahun lalu seiring dengan peningkatan kebutuhan pembiayaan.

Menurut laporan dari Moody’s Investors Service yang dirilis pada Kamis (26/3/2020), penerbitan sukuk secara global diprediksi akan menyentuh angka US$75 miliar. Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan total penerbitan sukuk pada 2019 sebesar US$71 miliar.

Salah satu faktor pendorong pertumbuhan penerbitan sukuk adalah upaya pelebaran defisit yang dilakukan negara-negara penerbit sukuk besar seperti Arab Saudi dan Indonesia. Kebijakan tersebut diambil guna menjaga stabilitas pasar di negara masing-masing di tengah penyebaran virus Corona.

Angka tersebut diprediksi dapat lebih besar apabila harga dan permintaan terhadap minyak dunia mengalami perlambatan akibat virus Corona. Kondisi ini akan berimbas pada defisit yang kian melebar dan kebutuhan pembiayaan yang kian tinggi di negara pengekspor hidrokarbon seperti para anggota Gulf Cooperation Council (GCC) dan negara di kawasan Asia Tenggara.

“Arab Saudi, Indonesia, dan Malaysia akan terus melanjutkan peningkatan penerbitan sukuk pada tahun ini untuk membiayai pelebaran defisit fiskal. Selain itu, Turki juga akan menjadi salah satu negara utama dalam penerbitan sukuk pada 2020,” demikian kutipan laporan tersebut.

Laporan tersebut menyebutkan, kebutuhan pembiayaan melalui sukuk menunjukkan tren pertumbuhan selama beberapa tahun terakhir. Pada 2019, sebeanyak 54 persen dari pembiayaan defisit yang dilakukan Arab Saudi ditempuh dengan penerbitan sukuk. Hal tersebut berbeda bila dibandingkan dengan 2017 dimana Arab Saudi melakukan pembiayaan melalui obligasi konvensional.

Sementara itu, total pembiayaan yang dilakukan Indonesia melalui penerbitan sukuk juga telah mencapai sepertiga dari keseluruhan defisit. Perolehan tersebut naik cukup signifikan bila dibandingkan dengan angka sebelum tahun 2015 yang berada dibawah 15 persen.

Moody’s juga memperkirakan angka penerbitan sukuk secara global pada 2021 akan mengalami sedikit penurunan di posisi US$70 miliar. Estimasi tersebut dengan mengasumsikan harga minyak dunia akan mengalami pemulihan pada tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper