Bisnis.com, JAKARTA – Emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk. menilai pelemahan nilai tukar rupiah hingga ke atas level Rp15.000 per dolar AS tidak akan mempengaruhi kinerja keuangan perseroan signifikan.
Group Head Corporate Communications XL Axiata Tri Wahyuningsih mengatakan bahwa fluktuasi rupiah terhadap dolar AS tidak mempengaruhi kinerja keuangan seiring dengan minimnya penggunaan dolar AS dalam operasional perusahaan.
“Menurut kami dampaknya relatif tidak terlalu signifikan karena proporsi dolar AS hanya sekitar kurang dari 10 persen saja dari total alokasi belanja modal,” ujar Wahyuningsih saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (18/3/2020).
Adapun, pada tahun ini emiten berkode saham EXCL itu mengalokasikan capital expenditure (capex) sebesar Rp7,5 triliun. Sebesar 80 persen dari dana tersebut difokuskan untuk meningkatan akses frekuensi radio seperti menambah jaringan 4G di wilayah-wilayah dan meningkatkan bandwidth.
Capex yang tersisa akan dimanfaatkan perseroan untuk memperbarui sistem IT baik kepada pelanggan maupun untuk internal.
Sementara itu, paparan dolar AS yang rendah juga berlaku untuk utang perseroan. Wahyuningsih menjelaskan bahwa perseroan tidak memiliki utang dalam dolar AS, sehingga perseroan tidak melakukan hedging apapun untuk nilai tukar rupiah.
Baca Juga
Berdasarkan laporan keuangan 2019, perseroan mencatatkan total liabilitas sebesar Rp43,6 triliun, yang terdiri atas liabilitas jangka pendek sebesar Rp21,29 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp22,31 triliun.
Untuk diketahui, pada perdagangan Rabu (18/3/2020) rupiah parkir di level Rp15.223 per dolar AS, melemah 0,32 persen atau 50 poin. Level tersebut merupakan level terendah rupiah sejak Oktober 2018. Sepanjang tahun berjalan 2020, rupiah melemah 8,9 persen.