Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus saja melorot meskipun sudah ada pengumuman aksi buy back dan halting lebih dari 5 persen. Inikah waktunya pasar modal melakukan penutupan sementara?
Regulator pasar modal Filippina telah menjadi pelopor di kawasan Asia Pasifik yang menghentikan sementara perdagangan sampai dengan Kamis. Pasalnya, bursa disana telah terkoreksi 31,73 persen selama tahun berjalan.
Hal serupa hampir dialami oleh IHSG yang sudah terkoreksi 29,25 persen selama tahun berjalan. Adapun jumlah eksodus dana asing mencapai Rp8,56 triliun. Apakah ini waktu yang tepat melakukan kebijakan yang serupa dengan Filippina?
Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi berpendapat momen ini adalah saat yang paling tepat bagi regulator untuk mengambil kebijakan menutup pasar modal Indonesia. Pasalnya, ada kemungkinan IHSG akan terus menguji level support pada besok 4.361.
“Harusnya saat ini ditutup sementara [sampai pasar tenang] seperti pasar Filippina,” katanya kepada Bisnis.com pada Selasa (17/3/2020).
Menurutnya, pasar masih akan terus mengalami tekanan apalagi rupiah mengalami koreksi 1,61 persen ke level Rp15.172 per dolar AS.
Baca Juga
Berbeda pendapat, Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani tidak sepakat bila pasar saat ini ditutup. Menurutnya, hal itu akan membuat dampak sistemik kepada industri finansial lainnya.
“Penutupan bisa membuat asuransi gagal bayar klaim jika terjadi kekurangan likuiditas. Begitu pun dengan reksa dana yang terancam tidak bisa redemption,” ungkapnya.
Dana pensiun, lanjutnya, pun beresiko gagal bayar apabila ada klaim yang melebihi likuiditas.
Menurutnya, pasar akan terus mengalami tekanan dengan menguji level 4.300 pada Rabu (18/3/2020). Adapun level resistan terdekat yang bisa diraih saat ini adalah 4.600.
Sementara itu, Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan kebijakan penghentian sementara perdagangan tidak akan membantu sama sekali. Dia menilai penutupan hanya akan menunda aksi jual investor asing dan domestik.
“Biar pun pasar ditutup, kalau mereka mau jual, ketika dibuka akan turun lagi. Investor lokal saat ini sedang panik karena asing menjual terus. Jadi, lebih baik jika kepanikan berakhir sendiri,” katanya.
Menurutnya terdapat dua sentimen yang menggerus IHSG yakni virus korona dan indeks perekonomian. William menyebutkan selama keduanya belum berakhir akan sulit menghentikan kepanikan.
“Sulit untuk memutuskan berapa lama bursa harus ditutup, karena berapa lama harus ditutupnya?” pungkasnya.
KETEGASAN BURSA
Bursa Efek Indonesia mengatakan saat ini otoritas belum memiliki rencana penutupan bursa menyusul langkah serupa yang telah dilakukan oleh Filipina.
“Tidak ada rencana penutupan bursa,” ujar Direktur Perdagangan dan Penilaian Anggota Bursa Bursa Efek Indonesia (BEI) Laksono Widodo saat dihubungi, Selasa (17/3/2020).
Laksono menegaskan sejauh ini BEI akan tetap menjalankan perdagangan meski diberlakukan kebijakan lockdown di Indonesia. Pihaknya mengklaim telah mempersiapkan langkah agar perdagangan saham dapat tetap berjalan.
"Mesti tanya bursa Filipina [kenapa tutup perdagangan] karena bursa-bursa lain di dunia tidak tutup," imbuhnya.
Filipina telah menghentikan perdagangan saham, obligasi, dan mata uang hingga pengumuman lebih lanjut terhitung mulai, Selasa (17/3/2020).