Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lampaui Target, Ini Alasan Sukuk Ritel SR012 Laris Diserbu Investor

Hingga Selasa (17/3/2020) sore, total pemesanan SR012 telah mencapai Rp11,45 triliun. Jumlah tersebut diatas target yang dipatok pemerintah sebesar Rp8 triliun.
 Ilustrasi Sukuk Negara Ritel./JIBI-Nurul Hidayat
Ilustrasi Sukuk Negara Ritel./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Pemesanan Sukuk Ritel seri SR012 sebesar Rp11,45 triliun berhasil melewati target yang dipatok pemerintah.

Berdasarkan data dari laman Investree.id, hingga Selasa (17/3/2020) sore, total pemesanan SR012 telah mencapai Rp11,45 triliun. Jumlah tersebut diatas target yang dipatok pemerintah sebesar Rp8 triliun.

Analis Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto mengatakan, jumlah penawaran yang melebihi target ini terbilang positif mengingat dalam beberapa penerbitan surat utang ritel pada tahun lalu target yang dicanangkan tidak tercapai.

“Serapannya juga terbilang sangat bagus karena dari sisi kupon yang ditawarkan juga lebih kecil dibandingkan sukuk ritel sebelumnya, SR011 yang memiliki (kupon) 8,05 persen,” katanya saat dihubungi pada Selasa (17/3/2020) di Jakarta.

Salah satu faktor tingginya minat masyarakat terhadap instrumen ini adalah kondisi pasar saham yang tengah terganggu akibat penyebaran virus corona. Hal ini membuat investor ritel membutuhkan jenis aset lain untuk memaksimalkan keuntungannya.

Potensi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia juga cukup mendorong tingginya minat terhadap SR012. Dengan turunnya suku bunga, lanjutnya, kupon yang akan ditawarkan pemerintah pada pelelangan surat berharga ritel selanjutnya juga berpotensi mengalami penurunan. Oleh karena itu, masyarakat memaksimalkan pembelian SBN Ritel pada seri ini.

“Hasil serapannya diperkirakan masih bisa bertambah Rp1 triliun hingga Rp2 triliun hingga penutupan besok, sebab agen-agen distribusi SR012 juga cukup gencar melakukan promosi dan sosialisasi tentang instrumen ini,” jelasnya.

Sementara itu, Ekonom Pefindo Fikri C. Permana mengatakan jumlah pembelian yang melebihi target merupakan sebuah kejutan mengingat ditengah ketidakpastian global yang kian tinggi, masyarakat berani untuk berinvestasi melalui sukuk ritel.

Ia mengatakan, faktor utama penarik minat masyarakat terhadap instrumen ini adalah keamanan. Pasalnya, penerbitan obligasi ritel di Indonesia dijamin oleh Undang-Undang, sehingga risiko gagal bayarnya pun minim. Hal ini membuat para investor ritel mengalihkan asetnya ke pasar obligasi dari aset lain yang volatilitasnya tinggi seperti pasar saham.

Fikri menambahkan, risiko yang minim ini juga akan menjaga minat masyarakat terhadap obligasi ritel Indonesia tetap tinggi.

Senada, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Sekuritas Maximilianus Nico Demus menuturkan, sukuk ritel SR012 dinilai menjadi angin segar ditengah guncangan yang dialami oleh hampir semua instrumen investasi.

Meski demikian, ia memperkirakan kedepannya instrumen ini harus bersaing dengan deposito bank. Hal tersebut terjadi seiring dengan potensi penurunan suku bunga acuan BI setelah Bank Sentral AS, The Fed, menurunkan suku bunganya sebanyak 1 persen.

“Penurunan (suku bunga) membuat return SBN Ritel hanya akan selisih sedikit dengan bunga deposito bank. Selain itu, kondisi ekonomi dunia juga masih perlu dipantau secara seksama karena juga ikut menentukan tingkat return sukuk ataupun surat utang ritel,” katanya.

SR012 merupakan salah satu obligasi negara ritel berjenis sukuk (basis syariah) yang memiliki tenor tiga tahun dengan kupon tetap sebesar 6,3 persen per tahun. SR012 bersifat tradeable atau dapat diperdagangkan di pasar sekunder.

SR012 dapat dibeli mulai dari Rp 1 juta hingga maksimal Rp 3 miliar. SR012 memiliki underlying asset berupa Barang Milik Negara (BMN) dan Proyek APBN 2020.

Investor pemegang SR012 akan menerima kupon tetap secara berkala pada tanggal 10 setiap bulannya. Pembayaran kupon pertama yaitu pada 10 April 2020 dan bisa mulai diperdagangkan pada 11 Juni 2020.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper