Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Ekspansi Astra International (ASII)

Kinerja penjualan penjualan mobil dibawah naungan PT Astra International Tbk. (ASII) mulai membaik pada Februari
Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto memberikan penjelasan usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), di Jakarta, Kamis (25/4/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto memberikan penjelasan usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), di Jakarta, Kamis (25/4/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – PT Astra International mengantisipasi dampak negatif dari menyebarnya virus corona dan potensi perlambatan ekonomi terhadap kinerja operasional.

Head of Investor Relations Astra International Tira Ardianti menjelaskan bahwa perseroan memiliki sejumlah pemasok tidak langsung yang berasal dari China. Namun, menurutnya jumlahnya tidak terlalu signifikan terhadap jumlah keseluruhan pemasok di lini bisnis otomotif.

Meski begitu, sejumlah pemasok komponen tidak langsung tersebut saat ini sudah mulai beroperasi. Hal ini diharapkan dapat mengurangi potensi dampak yang lebih besar terhadap rantai pasok bisnis otomotif perseroan ke depan.

“Selain itu, jika memang diperlukan, pabrikan otomotif sebenarnya juga bisa menjajaki alternatif sumber-sumber material atau komponen dari lokasi lain selain China,” ujarnya kepada Bisnis.com, Senin (16/3/2020).

Di sisi lain, dia mengatakan bahwa perseroan sejauh ini belum mencanangkan target penjualan mobil pada 2020.

Target penjualan mobil masih sejalan dengan target dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang memproyesikan pasar otomotif akan tumbuh ke angka 1,1 juta unit. Namun, target ini ditetapkan sebelum adanya wabah COVID-19 di Indonesia.

Target penjualan kendaraan roda dua yang mulanya ditargetkan stabil pada tahun ini, lanjutnya, dikhawatirkan bisa terganggu. Dia menilai dengan adanya perkembangan virus corona sebagai pandemi global pasar otomotif bisa turun.

“Dengan perkembangan corona virus yang menjadi pandemi ini, pasti akan ada dampak negatifnya, pasar otomotif bisa turun. Namun, perlu waktu untuk mengetahui berapa persisnya dampak tersebut, karena ketidakpastiannya memang tinggi. Semua juga mencermati secara hati-hati,” jelasnya.

Tira menuturkan pelemahan rupiah juga akan berdampak negatif bagi industri otomotif karena banyak komponen yang masih impor. Untuk mengantisipasi dampaknya terhadap margin laba, perseroan akan berupaya menekan biaya, dan melakukan efisiensi.

“Untuk menjaga agar marjin laba berada pada batasan yang diinginkan, biaya-biaya harus ditekan, efisiensi di seluruh lapisan perusahaan dijalankan secara disiplin, biaya yang dikeluarkan harus efektif dan efisien, dan penjualan harus didorong,” tuturnya.

Dia mengatakan perseroan juga tengah mengamati potensi dampak kondisi saat ini terhadap lini bisnis jasa keuangan dan asuransi. Menurutnya, apabila penyebaran corona memengaruhi produksi dan permintaan, serta memengaruhi ekonomi secara umum, terdapat potensi kenaikan kredit tidak lancar pada beberapa sektor pembiayaan.

Dia mengatakan bahwa perseroan tetap waspada dan optimistis dengan proyeksi bisnis ke depan. Dia juga memastikan sejauh ini proses produksi masih berlangsung dengan baik.

“Kami tetap waspada, dan tentu saja optimistis kami kalau melihat fundamental bisnis saat ini. Harapannya, begitu situasi ini teratasi secara global dengan baik, maka kami yakin fundamental kami solid untuk bisa segera pulih,” jelasnya.


PENJUALAN MOBIL

Kinerja penjualan penjualan mobil dibawah naungan PT Astra International Tbk. (ASII) mulai membaik pada Februari, tetapi secara kumulatif masih mencatatkan penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang diolah perseroan, penjualan mobil di bawah naungan Astra pada Februari mencapai 43.065 unit, naik 5,76 persen dibandingkan Januari.

Secara kumulatif penjualan Astra pada Januari—Februari 2020 mencapai 83.784 unit, turun 0,11 persen secara tahunan. Meski begitu, penurunan penjualan mobil Astra pada dua bulan pertama tahun ini lebih baik dari penurunan penjualan domestik yang turun 2,42 persen.

Hal ini menyebabkan pangsa pasar Astra pada Februari mengalami kenaikan menjadi 54 persen dari sebelumnya 51 persen pada Januari. Adapun, sepanjang Januari—Februari tahun ini pangsa pasar Astra tercatat sebesar 52 persen, naik dari posisi 51 persen pada periode yang sama tahun lalu.

Secara kumulatif, penjualan merek Toyota menjadi penopang penjualan Astra pada dua bulan pertama tahun ini, yakni sebanyak 49.331 unit, naik 1,41 persen secara tahunan. Daihatsu juga turut berkontribusi dengan total penjualan 29.951 unit, turun 3,61 persen secara tahunan.

Head of Investor Relations Astra International Tira Ardianti mengatakan kinerja penjualan mobil pada Februari mulai normal. Penurunan secara secara tahunan lebih disebabkan rendahnya penjualan pada Januari yang terimbas banjir.

“Ada karena banjir sedikit. Tapi trennya memang begitu, paling tidak dalam 2 tahun terakhir ini, awal tahun jualannya memang turun. Apalagi tidak ada stimulus model model baru dan ekonomi juga masih lambat,” jelasnya.

Dia juga memastikan penjualan maupun proses produksi kendaraan roda empat pada Februari juga lebih baik dibandingkan januari. Hal ini terlihat dari penjualan bulanan yang membaik. Dia juga memastikan, belum ada dampak dari wabah pandemi COVID-19 terhadap kegiatan produksi dan penjualan pada Januari—Februari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper