Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Merck (MERK) Berpotensi Kehilangan Pendapatan Rp32 Miliar

MERK mengumumkan pihaknya tidak lagi memasok dan mendistribusikan produk Thiamine untuk Bayer Indonesia.
Ria Theresia Situmorang
Ria Theresia Situmorang - Bisnis.com 16 Maret 2020  |  17:20 WIB
Merck (MERK) Berpotensi Kehilangan Pendapatan Rp32 Miliar
Peneliti dari Lembaga Pengetahuan Indonesia (LIPI) membuat obat tradisional dari berbagai jenis tumbuhan dan buah-buahan di Laboratorium khusus Pembuatan Obat Tradisional di Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, Selasa (30/4/2019). Dengan Laboratorium itu, peneliti LIPI telah berhasil menciptakan dan mengembangkan obat-obat tradisional dari berbagai jenis tumbuhan dan buah-buahan yang tadinya obat pahit menjadi obat manis untuk diminum tanpa mengurangi khasiat serta tanpa menggunakan bahan pengawet. - ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten farmasi PT Merck Tbk. berpotensi kehilangan pendapatan sebesar Rp32 miliar. Pasalnya, perseroan berkode saham MERK tersebut mengumumkan pihaknya tidak lagi memasok dan mendistribusikan produk Thiamine untuk Bayer Indonesia.

Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), angka Rp32 miliar ini berasal dari referensi rata-rata penjualan selama tiga tahun terakhir.

Berdasarkan surat yang ditandatangani oleh Presiden Direktur Evie Yulin dan Direktur Bambang Nurcahyo tersebut, perseroan menyebutkan telah menerima pemberitahuan dari Merck KGaA, pemegang saham utama Merck sehubungan dengan adanya permintaan mengalokasikan dan mengubah proses pengadaan produk.

Bayer Consumer Care AG, pelanggan produk bahan baku obat global Merck disebutkan memutuskan untuk mengalokasikan dan mengubah proses pengadaan produk Thiamine Phospohoric Acid Ester Chloride Dihydrate (Thiamine) secara global melalui Jerman.

“Adanya kejadian akan menyebabkan bertambahnya kewajiban keuangan atau menurunnya pendapatan emiten atau perusahaan publik secara material,” tulis manajemen dalam keterbukaan informasi, Senin (16/3/2020).

Meski begitu, perseroan tetap akan memaksimalkan penjualan produk bahan baku obat lainnya sebagai sumber pendapatan.

Berdasarkan data Bloomberg, harga saham MERK kian hari kian terkoreksi. Hingga pukul 14.54 WIB, perdagangan Senin (16/3/2020), saham MERK sudah terkoreksi 6,76 persen atau 125 poin ke level Rp1.725.

Dengan volume transaksi sebesar 14,6 ribu lembar saham, saham MERK sudah ditransaksikan sebesar Rp25,57 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

merk emiten farmasi bayer
Editor : Hafiyyan

Artikel Terkait



Berita Terkini

back to top To top