Bisnis.com,JAKARTA – Gejolak pasar yang terjadi tidak mengendurkan rencana penerbitan obligasi baru di lantai bursa. Tercatat ada tiga obligasi yang siap didaftarkan ke Bursa Efek Indonesia (BEI).
Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna, mengungkapkan telah mengantongi pipeline tiga obligasi baru. Artinya, penerbit sebelumnya belum pernah mencatatkan instrumen tersebut di bursa.
“Perusahaan ini sudah menyampaikan dokumen kepada kami bermaksud mencatatkan obligasi dan sebelumnya belum pernah tercatat,” jelasnya di Jakarta, Jumat (13/3/2020).
Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Yulianto Aji Sadono mengatakan terdapat dua pencatatan obligasi yang dilakukan pada pekan lalu.
Pertama, Obligasi Berkelanjutan I Sampoerna Agro Tahap I Tahun 2020 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Sampoerna Agro Tahap I Tahun 2020 pada, Rabu (4/3/2020).
Obligasi dan sukuk itu diterbitkan oleh PT Sampoerna Agro Tbk. dengan nilai nominal masing-masing Rp300 miliar. PT Bank Permata Tbk. bertindak sebagai wali amanat.
Baca Juga
Kedua, Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank BJB Tahap I Tahun 2020 yang diterbitkan oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. senilai Rp500 miliar. PT Bank Mega Tbk. menjadi wali amanat dalam emisi itu.
“Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang 2020 adalah sembilan emisi dari delapan perusahaan tercatat senilai Rp13,07 triliun,” jelasnya dalam siaran pers.
Dengan pencatatan hingga Jumat (6/3/2020), total seluruh emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 472. Nilai nominal outstanding senilai Rp446,15 triliun dan US$47,5 juta yang berasal dari penerbitan 117 perusahaan tercatat.
Adapun, surat berharga negara (SBN) yang tercatat di BEI berjumlah 94 seri dengan nilai nominal Rp2.825,93 triliun dan US$400 juta. Efek beragun aset (EBA) sebanyak 11 emisi atau senilai Rp10,21 triliun.