Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Hari Ini Berakhir Hijau, Selain Stimulus Pengamat Sebutkan Faktor Ini

IHSG yang kembali hijau hari ini merupakan paduan sejumlah sentimen di pasar modal
Pengunjung berada didekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di lantai Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Jumat (13/3). Pada penutupan perdagangan hari ini  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)  ditutup positif. IHSG berhasil berbalik dari zona merah dan ditutup menguat 11,8 poin (0,2%) ke level 4.907.57. Sementara nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah sore ini kembali ke level Rp 14.800./Dedi Gunawan
Pengunjung berada didekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di lantai Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Jumat (13/3). Pada penutupan perdagangan hari ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup positif. IHSG berhasil berbalik dari zona merah dan ditutup menguat 11,8 poin (0,2%) ke level 4.907.57. Sementara nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah sore ini kembali ke level Rp 14.800./Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Perlawanan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini sehingga dapat berakhir di zona hijau diyakini sebagai dampak stimulus perekonomian jilid II terkait corona atau Covid-19.

Pada perdagangan pagi, investor sempat mencemaskan kondisi perekonomian akan memburuk sehingga melepas saham yang dimiliki. Akibatnya, Bursa Efek Indonesia menerapkan trading halt, yakni penghentian aktivitas di pasar modal karena bursa telah anjlok lebih dari 5 persen.

"Banyak faktor yang menyebabkan penguatan IHSG hari ini. Di satu sisi pasar merespons positif kebijakan pemerintah sementara di sisi lain ada faktor teknikal, harga saham beberapa emiten blue chips sudah terlihat sangat murah," kata Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Pieter Abdullah ketika dihubungi Bisnis, Jumat (13/3/2020).

Menurutnya, langkah sejumlah emiten menggunakan kas internal melakukan pembelian kembali (buyback) saham yang beredar turut mempengaruhi pergerakan IHSG ke zona hijau. Kondisi ini mendorong investor retail yakin dan kembali bertransaksi melakukan pembelian saham.

Pagi ini, Jumat (13/3/2020) Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan stimulus hampir senilai Rp160 triliun dikucurkan karena virus corona telah menjadi pandemi global, sesuai dengan keputusan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.

Dia menerangkan, pemerintah akan fokus pada ketersediaan stok pangan, kemudian sektor pariwisata dan transportasi. Penurunan harga minyak akibat perang harga antara Arab Saudi dan Rusia juga jadi turut perhatian.

Di antara stimulus yang diberikan kali ini terkait fiskal relaksasi PPh pasal 21 ditanggung pemerintah diberikan 6 bulan. Relaksasi juga diberikan untuk PPh pasal 22 impor yang berlaku 19 sektor pengolahan dan potongan PPh pasal 25 sebesar 30 persen.

Relaksasi restitusi PPh diberikan tanpa audit dan tanpa plafon untuk industri orientasi ekspor, berlaku enam bulan.

Pieter menyebutkan kebijakan pemerintah ini telah tepat. Penundaan pembayaran pajak pegawai dan perusahaan serta kemudahan proses impor demi menjamin bahan baku dinilainya bermanfaat untuk meredam perlambatan ekonomi akibat gejolak global.

"Penundaan atau pembebasan pajak akan meningkatkan daya beli masyarakat sehingga bisa mendorong konsumsi rumah tangga. Sementara kemudahan impor akan mendorong produksi sehingga bisa menjaga supply barang sekaligus mengendalikan inflasi," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper