Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tembus ke level di bawah 5.000 dan bergerak di kisaran 4.000 untuk pertama kalinya sejak Juli 2016.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Kamis (12/3/2020) hingga pukul 10.18 WIB, IHSG berada di posisi 4.950,97 terkoreksi 3,94 persen atau 203,13 poin.
Dari total 684 saham tergabung dalam indeks tersebut, sebanyak 328 saham bergerak melemah, 33 saham menguat, dan 323 tampak tidak bergerak dari posisinya.
Sepanjang tahun berjalan 2020, IHSG telah terkoreksi cukup dalam hingga 21,41 persen. Jika dibandingkan dengan rekan indeks bursa di Asia Pasifik, kinerja IHSG year to date menjadi kinerja terburuk kelima.
Posisi IHSG tepat di bawah indeks Nikkei 225 yang melemah 22,17 persen, JPX Nikkei 400 yang turun 22,71 persen, Topix turun 23,38 persen, dan indeks SE Thai yang melorot 25,61 persen.
Adapun, level IHSG saat ini merupakan level terendah dalam empat tahun terakhir, yaitu sejak 1 Juli 2016. Kala itu, IHSG berada di level 4.971,581.
Baca Juga
Berdasarkan data historis, pada September 2014, IHSG berhasil menutup perdagangan di atas level 5.000 untuk pertama kalinya, yaitu pada 30 September 2014 di posisi 5.137,579.
Sejak saat itu, IHSG bergerak kuat di kisaran tersebut hingga akhirnya pada Juni 2015, IHSG kembali terpuruk, menyentuh kisaran 4.000 lagi, yaitu di level 4.899 pada perdagangan 9 Juni 2015.
Pada Agustus 2015, IHSG jatuh ke level terendah di level 4.120,5 tetapi berhasil naik menjadi 4.593,0 saat penutupan akhir tahun. IHSG berhasil kembali ke pijakan area 5.000 pada 11 Juli 2016, yaitu ditutup di level 5.069.
Dari sisi teknikal, Analis Henan Putihrai Sekuritas Liza Camelia menjelaskan bahwa IHSG akan menuju target dari pola double top atau light green di level 4.750 sejak diberitakan pada 9 Maret 2020.
Hal itu terjadi ketika indeks akhirnya memang tidak mampu lagi naik ke atas 5.350 dan dipukul mundur ke bawah 5.288, atau level previous low yang tadinya menjadi andalan support.
“Namun, sebelum itu terjadi, tren jangka panjang ini masih mempunyai seutas support trendline di kisaran 4.950–4.900. Gerakan turun terdeteksi melunak saat ini ketika mendekati area tersebut, di saat RSI sudah lama terlihat tak jua hendak beranjak dari wilayah oversold,” jelasnya.
Liza menambahkan akan butuh lebih dari sekadar support testing yang berhasil untuk menyelamatkan tren naik dari 2011. Ke depan, masih akan ada fase bottoming yang choppy untuk membentuk sebuah base dan membangun volume yang solid demi sebuah perbaikan tren.