Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jeblok dan terjerembap lebih dari 4 persen pada awal perdagangan hari ini, Kamis (12/3/2020), di tengah pelemahan pasar saham global akibat merebaknya wabah penyakit virus corona (Covid-19).
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan IHSG dibuka anjlok 2,20 persen atau 113,14 poin di level 5.040,96. Kemudian pada pukul 09.16 WIB, indeks bergerak ke level 4.938,12 dengan penurunan tajam 215,98 poin atau 4,19 persen dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Rabu (11/3/2020), IHSG mengakhiri pergerakannya di level 5.154,1 dengan pelemahan 1,28 persen atau 66,72 poin.
Seluruh 9 sektor IHSG terpantau bergerak negatif pada Kamis (12/3) pagi, dipimpin industri dasar (-7,15 persen), properti (-4,73 persen), dan finansial (-4,43 persen).
Sementara itu, sebanyak 37 saham menguat, 229 saham melemah, dan 418 saham stagnan dari 684 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang masing-masing turun 5,47 persen dan 8,79 persen menjadi penekan utama atas pelemahan IHSG pada pukul 09.16 WIB.
Baca Juga
Sejalan dengan pergerakan IHSG, indeks Bisnis-27 tersungkur 4,77 persen atau 22,21 poin ke level 443,72 pukul 09.16 WIB, setelah berakhir melorot 0,98 persen di posisi 465,94 pada perdagangan Rabu (11/3/2020).
Indeks saham lain di Asia Tenggara juga tampak tertekan di zona merah pada Kamis pagi dengan indeks FTSE Straits Times Singapura (-3,78 persen), FTSE KLCI Malaysia (-0,92 persen), dan PSEi Filipina (-5,48 persen).
Di negara lainnya di Asia, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang meluncur 4,29 persen dan 4,49 persen masing-masing, Kospi Korea Selatan jebol 3,90 persen, dan Hang Seng Hong Kong turun tajam 3,71 persen pukul 09.17 WIB.
Di China, tempat wabah corona bermula, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 melemah 1,35 persen dan 1,67 persen, sedangkan Taeix Taiwan merosot 3,90 persen.
Menurut tim riset Samuel Sekuritas Indonesia, IHSG akan melanjutkan pelemahannya di tengah tekanan yang dialami bursa global dan regional.
Pada Kamis (11/3), bursa saham AS ditutup di zona merah, dengan Dow Jones terkoreksi sebesar 5,86 persen, S&P 500 turun tajam 4,89 persen, dan Nasdaq merosot 4,70 persen. Bursa saham Eropa juga ditutup di wilayah negatif.
Hingga Kamis (12/3) pagi WIB, jumlah korban jiwa virus corona terus menanjak mencapai total lebih dari 4.600 jiwa, dengan total lebih dari 126.000 kasus di seluruh dunia, seperti dikutip dari worldometers.
Semakin banyak pula negara yang terjangkit virus mematikan ini dengan mencapai total 124 negara atau lebih dari separuh total jumlah negara di dunia.
Di Indonesia, pemerintah mengumumkan data terbaru jumlah pasien terkait infeksi virus Corona. Jumlah pasien yang terkonfirmasi bertambah 7 orang, sehingga total pasien terkonfirmasi mencapai 34 orang.
Selain itu, Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona atau COVID-19 Achmad Yurianto di Istana Presiden, pada Rabu (11/3/2020), mengonfirmasi satu pasien virus corona telah meninggal dunia.
Melalui publikasi riset hariannya, tim riset Samuel Sekuritas memaparkan Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi sebesar 5,05 persen.
Wabah Covid-19 di Indonesia semakin merebak dan sebagai dampaknya pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tertekan. Bank Indonesia juga sedang menghitung ulang proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020.
“Kami perkirakan IHSG akan melanjutkan pelemahan seiring melemahnya bursa global dan regional,” tulis Samuel Sekuritas.