Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setelah Anjlok, Wall Street Rebound 3 Persen Awal Perdagangan Selasa (10/3)

Dilansir dari Bloomberg, Indeks S&P 500 melonjak lebih dari 3 persen di pembukaan. Hingga pukul 21.33 WIB indeks terpantau menguat 94,61 poin atau 3,44 persen ke level 2.841,17.
Pedagang bekerja di lantai bursa New York Stock Exchange./ Michael Nagle - Bloomberg
Pedagang bekerja di lantai bursa New York Stock Exchange./ Michael Nagle - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Amerika Serikat berhasil rebound setelah anjlok 5 persen pada perdagangan sebelumnya. Penguatan ini ditopang oleh pemerintahan Trump yang menjanjikan stimulus guna memerangi dampak penyebaran corona.

Dilansir dari Bloomberg, Indeks S&P 500 melonjak lebih dari 3 persen di pembukaan. Hingga pukul 21.33 WIB indeks terpantau menguat 94,61 poin atau 3,44 persen ke level 2.841,17.

Kondisi ini berbalik dari kondisi perdagangan kemarin yang mana sempat melemah 7 persen atau 208,16 poin ke level 2.764,21 sehingga pada pukul 09.34 waktu New York, AS atau 20.34 WIB, Wall Street melakukan penghentian perdagangan sementara selama 15 menit.

Indeks NYSE naik 341,61 poin atau 3,02 persen ke level 11.640,04. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) dan Nasdaq Composite Index (CCMP) sama-sama mengalami rebound, masing-masing 2,35 persen dan 2,91 persen. DJIA terpantau bertengger di level 24.411,38 sedangkan CCMP berada di level 8.182,38.

Sementara itu, imbal hasil obligasi AS (U.S Treasury) tenor 10 tahun juga merangkak naik 11 bps ke 0,65 persen dan US Treasury bertenor 2 tahun naik 5 bps ke level 0,43 persen.

Di luar AS, indeks juga kompak menghijau. Indeks Stoxx Eropa 600 juga menghijau 1,9 persen, sedangkan indeks MSCI Asia Pasific, dan indeks MSCI All Country sama-sama naik 0,5 persen.

Greg McBride, Kepala Analis Keuangan di Bankrate.com mengatakan meskipun hari ini indeks menunjukkan rebound yang kuat, itu tak berarti pasar telah aman dari volatilitas atau bahkan hal yang lebih buruk lagi.

“Sebaliknya, investor harus bersiap melihat gerakan terus naik dan turun sampai ada kepastian yang lebih besar pada corona virus,” katanya seperti dilansir dari Bloomberg, Selasa (10/3/2020) malam.

Potensi rebound ini dipicu oleh sinyal dari pemerintah di seluruh dunia yang aktif memberikan stimulus untuk menghalau ancaman resesi ekonomi global sebagai dampak dari merebaknya wabah virus corona atau Covid-19.

Adapun berdasarkan info yang diperoleh, rencana stimulus Trump diprediksi bakal akan mencakup pemotongan pajak gaji dan perluasan jangka pendek cuti sakit berbayar. Italia memperluas pembatasan perjalanan nasional ke wilayah utara negara itu.

Di saat yang sama, langkah-langkah untuk menahan virus corona terus menggerogoti prospek pendapatan perusahaan dan meningkatkan bahaya krisis pendanaan. Sementara itu jatuhnya harga minyak mengancam sejumlah standar di kalangan produsen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper