Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah data makroekonomi yang positif dan ketenangan pemerintah Indonesia dalam menanggapi isu wabah virus corona dinilai berhasil menghindarkan nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkontraksi lebih dalam.
Pada perdagangan Jumat (7/3/2020), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ditutup anjlok 2,48 persen atau 139,59 poin ke level 5.498,54. Namun, bila dibandingkan dengan posisi 2 Maret 2020, IHSG masih mencatat penguatan tipis 0,87 persen.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan meskipun cenderung melemah, pergerakan IHSG pada pekan ini masih terbilang cukup baik. Hal tersebut dipengaruhi oleh sejumlah sentimen positif baik dari dalam maupun luar negeri.
Dari sisi domestik, para pelaku pasar mengapresiasi peran pemerintah dalam menjaga fundamental makro ekonomi Indonesia tetap stabil. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah melakukan intervensi moneter melalui Bank Indonesia (BI).
Keputusan BI melakukan pelonggaran dengan masuk ke pasar domestik, pasar spot, dan pasar Surat Berharga Negara (SBN) dinilai sedikit mengangkat kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia.
Selain itu, kenaikan inflasi Indonesia dari 2,68 persen pada Januari 2020 menjadi 2,98 persen pada Februari 2020 juga menggambarkan tingkat konsumsi domestik yang masih terjaga. Hal tersebut juga ikut menambah kenyamanan dan keyakinan pemegang modal untuk masuk ke Indonesia.
Baca Juga
“Selain itu Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia juga sudah masuk ke level ekspansi yaitu 51,9 dari perolehan Januari 2020 49,3,” katanya saat dihubungi pada Jumat (6/3/2020) di Jakarta.
Sementara itu, secara global, wabah virus corona masih menjadi penekan kinerja pasar saham global dan Indonesia. Meski demikian, dia menilai komitmen para pemimpin negara pada pertemuan G20 untuk menangkal dampak wabah ini ke perekonomian dinilai memunculkan sentimen positif yang menekan kontraksi pasar saham yang lebih dalam.
Nafan memperkirakan pekan depan IHSG bisa mengalami pemulihan kinerja. Dia menyebut, salah satu katalis positif penopang penguatan IHSG adalah penyebaran wabah virus corona di Indonesia yang tidak meluas.
Selain itu, pernyataan Presiden Joko Widodo yang berkomitmen menenangkan para pelaku pasar juga akan menjadi sentimen baik lainnya untuk mendorong naik kinerja IHSG. Hal tersebut terlihat dari imbauan dan rangkaian kebijakan yang disiapkan untuk memerangi wabah ini dari sisi ekonomi.
“Ketenangan Presiden Joko Widodo diharapkan dapat diikuti oleh masyarakat dan juga pelaku pasar yang saat ini masih panik untuk tetap melanjutkan kegiatan investasi di pasar saham dengan aman,” jelasnya.
Nafan menambahkan peningkatan kinerja IHSG juga akan bergantung pada sejumlah rilis data makro ekonomi Indonesia pekan depan. Nilai Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan kinerja penjualan ritel Indonesia dapat memainkan peran yang cukup besar dalam pergerakan IHSG