Bisnis.com, JAKARTA – PT Adhi Karya (Persero) Tbk. membukukan kontrak baru sebesar Rp1,8 triliun sepanjang dua bulan pertama tahun ini.
Raihan nilai kontrak baru pada Februari meningkat cukup tajam dibandingkan Januari yang baru mencapai Rp408 Miliar. Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Parwanto Noegroho dengan tambahan kontrak ini, total order book yang dimiliki perseroan mencapai Rp45 triliun.
“Kontrak sampai dengan Februari 2020 sebesar Rp1,8 triliun, dikontribusi oleh kontrak dari proyek Proyek MRT Jakarta Fase 2 Paket Kontrak CP201 dan beberapa proyek gedung.” katanya kepada Bisnis, Kamis (5/3/2020).
Dari proyek MRT Paket Kontrak CP201 tersebut, perseroan memiliki porsi 35 persen, sedangkan Shimizu Corporation memiliki porsi 65 persen. Total nilai kontrak proyek ini mencapai Rp4,03 triliun dan akan diselesaikan dalam jangka waktu 58 bulan. Dengan proporsi tersebut, perseroan mendapatkan sedikitnya Rp1,41 triliun dari proyek jalur kereta tersebut.
Sebelumnya, perseroan telah mendapatkan kontrak dari proyek Oyama Plaza Apartement di Sunter dan Pasar Legi di Ponorogo pada Januari. Nilai total dua proyek ini mencapai Rp322 miliar berkontribusi 78,92 persen dari total kontrak pada Januari sebesar Rp408 miliar.
Dia menambahkan, dalam waktu dekat juga perseroan akan mendapatkan tambahan kontrak sedikitnya Rp865 miliar dari beberapa paket yang telah dimenangkan. Proses kontraknya diperkirakan baru akan dilaksanakan pada April.
Baca Juga
Perseroan tahun ini menargetkan NKB sebesar Rp35 triliun, meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan realisasi NKB tahun lalu sebanyak Rp14,7 triliun. Proyek Tol Solo-Jogja-Kulonprogo dan JORR Elevated Ulujami-Jati Asih merupakan beberapa proyek yang akan masuk kontrak.
Namun demikian, dia belum dapat menyampaikan berapa nilai kontrak dari dua proyek tersebut karena masih dalam proses kajian. Dia memperkirakan proses kontrak dari dua proyek ini baru akan dilakukan pada akhir kuartal II/2020.
Pada tahun ini, emiten berkode saham ADHI ini juga menargetkan pendapatan usaha sebesar Rp22,7 triliun. Sementara itu, laba bersih ditargetkan mencapai Rp704 miliar. Berdasarkan laporan keuangan tidak diaudit, perseroan mencetak laba Rp700 miliar pada tahun lalu