Bisnis.com,JAKARTA— Indeks harga saham gabungan menguat lebih dari 2 persen dalam 2 hari berturut-turut. Mampukah indeks mempertahankan tren positif dan mencetak hattrick pada perdagangan, Kamis (5/3/2020)?
Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali berada dalam tren positif pada sesi perdagangan, Rabu (4/3/2020). Laju indeks kembali mendarat di zona hijau dengan penguatan 131,508 poin atau 2,38 persen ke level 5.650,136 pada sesi penutupan perdagangan.
Berikut adalah 10 saham teraktif yang diperdagangkan oleh investor asing: | |
---|---|
Saham | Volume (lembar saham) |
TLKM | 23.593.200 |
ADRO | 19.486.000 |
BRPT | 19.229.100 |
PGAS | 16.252.900 |
LPKR | 14.665.100 |
SMRA | 6.990.900 |
ANTM | 6.948.600 |
PNLF | 6.551.600 |
PTBA | 6.548.900 |
KLBF | 6.076.300 |
Sumber: BEI
IHSG melanjutkan tren positif pada sesi perdagangan sebelumnya. Indeks ditutup menguat menguat 157,382 poin atau 2,94 persen ke level 5.518,628 pada sesi perdagangan, Selasa (3/3/2020).
Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio menjelaskan bahwa pergerakan IHSG merupakan efek balasan dari panic selling yang terjadi belakangan. Kondisi itu telah membuat indeks diperdagangkan dengan valuasi terendah dalam 10 tahun.
Frankie menyebut faktor yang paling berpengaruh terhadap laju indeks yakni penurunan suku bunga yang diumumkan oleh The Fed. Kebijakan itu diyakini akan kembali menarik dana asing masuk ke emerging market, khususnya Indonesia.
Baca Juga
“Dana asing memang berperan dalam kenaikan atau penurunan indeks,” ujarnya kepada Bisnis.com, Rabu (4/3/2020).
The Fed mengumumkan pemangkasan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 1 persen—1,25 persen pada, Selasa (3/3/2020), waktu setempat. Kebijakan ini merupakan yang pertama kalinya dalam 12 tahun terakhir atau sejak krisis perbankan dalam subprime mortage pada 2008.
Sentimen lain yang mengerek minat investor yakni kesiapan Bank Indonesia. Langkah bank sentral untuk melakukan intervensi menurutnya turut menenangkan kepanikan pasar.
“Tentunya market yang naik di atas 2 persen dalam dua hari itu juga bukan market yang normal, tetapi setidaknya sudah terlihat kalau appetite investor terhadap saham di Indonesia masih besar. Untuk beberapa hari ke depan menurut saya kalau tidak terkoreksi tajam sudah bagus,” jelasnya.
Frankie menambahkan pergerakan IHSG pada Januari 2020—Februari 2020 menjadi yang terburuk dalam 15 tahun terakhir. Namun, biasanya koreksi akan dibarengi dengan pemulihan yang besar juga.
“Tentunya jika penyebaran Covid-19 diluar China bisa diatasi dengan baik, maka bisnis akan mulai berjalan seperti biasa dan market akan di atas 6.000 lagi,” imbuhnya.
Dari sisi teknikal, Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji menjelaskan bahwa IHSG ditutup menguat signifikan 2,38 persen ke level 5.650 pada perdagangan, Rabu (4/3/2020). Support pertama maupun kedua memiliki kisaran 5.579,58 hingga 5.518,63.
Sementara, Nafan mengungkapkan resistan pertama maupun kedua memiliki kisaran 5.688,92 hingga 5.747,53. Berdasarkan indikator, MACD masih negatif sementara stokastik dan RSI berada di area netral.
“Kendati demikian, terlihat pola three outside up candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi penguatan lanjutan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke area resistan,” tulisnya dalam riset, Rabu (4/3/2020).
aktivitas,” tambahnya.
Saham-saham pendorong IHSG: | |
---|---|
Kode | Kenaikan (persen) |
TLKM | +5,80 |
BBRI | +2,93 |
BBCA | +1,90 |
BMRI | +3,82 |
EFEK SEMENTARA
Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali mengatakan sikap Bank Indonesia akan menjadi penentu apakah dampak pemangkasan suku bunga The Fed ini akan berlangsung lama atau sebaliknya.
Menurutnya, investor berharap BI segera menurunkan suku bunga kembali, sehingga harga saham dapat terkerek naik. Namun, jika BI telah menentukan sikap maka sentimen dari The Fed akan berlalu.
“Kemungkinan tidak sustain kalau BI sudah memberikan jawaban terkait suku bunganya,” kata Frederik.
Dia memproyeksikan dalam jangka pendek IHSG masih akan melanjutkan penguatan, tapi tetap kembali bergantung pada perkembangan wabah virus corona atau Covid-19. Jika wabah semakin terkendali, IHSG diprediksi bakal menajutkan reli.